APP Sinar Mas Wujudkan Kemandirian Masyarakat Desa Melalui Program Desa Makmur Peduli Api
"APP memfasilitasi dari hulu hingga ke hilir, mulai dari penyediaan alat, benih, pendampingan, hingga membantu memasarkan produk," kata Suhendra.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang digagas Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur mulai membuahkan hasil.
Program yang dijalankan sejak pertengahan 2017 tersebut berkontribusi menciptakan kemandirian warga desa dalam hal peningkatan perekonomian maupun keahlian bercocok tanam.
"Dengan adanya program ini, kami tidak perlu lagi mencari pekerjaan di kota, karena kami sudah mendapatkan penghasilan di desa," ujar Toyo, salah satu petani di Desa Mekar Jaya, Kamis (4/4/2018).
Baca: APP Sinar Mas Raih Penghargaan Industri Hijau dari Menperin
Toyo merupakan salah satu warga yang menerima manfaat program DMPA untuk budidaya kambing. Pria kelahiran 1971 ini membentuk dan mengepalai Kelompok Tani Budi Darma yang memiliki 10 orang anggota.
Kelompok tani ini telah menerima bibit awal 20 ekor kambing pada Maret 2017 lalu dengan sistem bergulir.
"Saat ini, 14 ekor kambing betina sudah pada bunting dan rencananya anakan pertama akan diserahkan ke kelompok tani. Sementara, anakan kedua akan diserahkan ke BUMDES (Badan Usaha Milik Desa). Setelah itu indukan akan digulirkan kepada kelompok tani lain," ungkap Toyo.
Sutrisno (40), warga Desa Mekar Jaya lainnya, membentuk Kelompok Tani Ternak Mandiri yang memiliki anggota berjumlah 14 orang. Kelompok tani yang diketuai oleh Sutrisno ini memilih untuk membudidayakan ikan lele di kolam terpal.
"Dari dulu ingin punya kolam ikan untuk usaha ternak. Kami senang APP Sinar Mas membantu warga desa dengan menyediakan kolam, bibit dan pakan melalui program DMPA sehingga kami dapat mandiri dan sejahtera,” kata Sutrisno.
Menurutnya, ternak lele Kelompok Tani Ternak Mandiri telah melakukan panen awal dengan hasil mencapai 250 kilogram ikan lele. Hasil ternak tersebut ada yang dijual dengan harga Rp20.000 per kilogram, dan ada yang dibagi kepada para anggota kelompok tani untuk dimakan sendiri.
“Hasil penjualan ikan lele akan kami gunakan untuk investasi kolam lele lagi agar panen ikan dapat bertambah banyak dan anggota kelompok tani dapat lebih sejahtera,” kata Sutrisno.
Berbeda dengan warga Desa Mekar Jaya lainnya yang fokus di bidang pertanian dan peternakan, Sudiyono memilih untuk melakukan budidaya lebah madu. Yono, panggilan akrabnya, memang dikenal oleh warga desa sebagai pakar lebah dan sering diminta warga untuk memindahkan sarang lebah di rumah-rumah warga.
Program DMPA yang masuk ke Desa Mekar Jaya bagaikan gayung bersambut dengan keahlian Yono. Ia terpacu untuk membudidayakan lebah madu dengan mengikuti pelatihan yang difasilitasi program DMPA pada September 2017. Untuk menambah wawasannya tentang lebah, Yono juga sering mencari informasi dengan berselancar di internet.
"Saya biasanya googling dan menonton video di Youtube tentang bagaimana orang-orang di luar negeri melakukan budidaya lebah,” kata pria yang aktif di sosial media ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.