Pipa Minyak Pertamina EP Tarakan Dipotong, Bikin Panik Warga Kota Tarakan
Melihat pipa bocor petugas langsung melakukan penambalan pipa secara teknis dengan di clamp pipa dengan menggunakan alat
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Junisah
TRIBUNNEWS.COM, TARAKAN - Warga Kota Tarakan dihebohkan bocornya pipa minyak yang berada di pinggir jalan Gunung Selatan.
Salah satu masyarakat Kota Tarakan Provinsi Kaltara bernama Wahyu menginformasikan lewat facebook (FB), bahwa ada
Melihat pipa minyak yang bocor tentunya menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat yang ada di daerah sekitar.
Apalagi beberapa waktu lalu dihebohkan dengan pemberitaan adanya kebocoran pipa minyak milik PT Pertamina di Teluk Balikpapan yang menewaskan lima orang.
Manager PT Pertamina EP Aset 5 Field Tarakan, Adhi Heru Sakti tidak membantah adanya kebocoran pipa minyak tersebut.
Menurut pria yang akrab disapa Adhi, kebocoran pipa terjadi Kamis (5/4/2018) pukul 17.30 Wita.
Baca: Video Udara dan Citra Satelit Tunjukkan Mengerikannya Dampak Tumpahan Minyak di Teluk Balikpapan
Kebocoran pipa disebabkan adanya upaya sabotase oknum yang mengergaji atau memotong pipa.
Pasalnya saat diperiksa petugas dari PT Pertamina EP Tarakan, menemukan di pipa ada bekas upaya pemotongan yang tidak selesai di titik kebocoran.
Melihat pipa bocor petugas langsung melakukan penambalan pipa secara teknis dengan di clamp pipa dengan menggunakan alat.
“Petugas langsung melakukan penambalan pipa dengandi clamp. Dalam penambalan pipa ini tidak membutuhkan waktu terlalu lama. Tadi Kamis (5/4/2018) malam sekitar pukul 19.30 Wita petugas kita sudah selesai melakukan perbaikan,” ucapnya, Jumat (6/4/2018).
Baca: Tak Bawa e-KTP atau Suket, Siap-siap PemIlih Ditolak di TPS
Adhi mengatakan, dalam kejadian ini pihaknya tidak ada mengalami kerugian. Pasalnya pipa yang mengalami kebocoran tersebut yang keluar dari pipa tersebut lebih banyak air ketimbang minyak mentahnya.
“Tidak ada kerugian yang kami alami, karena yang keluar dari pipa yang bocor itu hampir 95 persen komposisinya air,” ujarnya.
Menurut Adhi, lebih banyak air yang keluar dari pipa minyak tersebut, karena pada saat itu pipa yang menghubungkan Stasiun Pengumpul (SP) dari Juata sampai Stasiun Pengumpul Utama (SPU) Pamusian dalam kondisi statis yang artinya tidak saat dilakukan pemompaan, sehingga komposisinya 95 persen air yang keluar.
“Kalau saja pada saat itu dilakukan pemompaan yah pastinya kita mengalami kerugian. Tapi dalam pemompaan ini tidak kita non stop, tapi hanya sampai sore saja pemompaan dilakukan sampai pukul 16.30 Wita,” ujar Adhi.