Aksi Bersih-bersih Sampah Kiriman di Pantai Matahari Terbit
Mereka adalah gabungan dari DLHK Kota Denpasar, Komunitas Trush Hero, KNSP, dan warga serta nelayan yang ada di sana.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Sore ini, Senin (9/4/2018) puluhan orang turun ke Pantai Matahari Terbit untuk membersihkan sampah yang memenuhi pantai sejak 3 hari belakangan.
Mereka adalah gabungan dari DLHK Kota Denpasar, Komunitas Trush Hero, KNSP, dan warga serta nelayan yang ada di sana.
Dengan membawa kampil mereka pungut satu persatu sampah yang terdiri atas gelas minuman kemasan, hingga potongan kayu.
Menurut ketua Chapter Trash Hero Kertalangu, Putu Evi, dirinya mendapatkan informasi adanya sampah ini dari temannya di KNSP.
"Ini sudah viral di medsos, dan hari ini kita boom masalah sampah ini," kata Evi.
Setelah mendengar hal itu, pukul 15.00 Wita, ia melakukan koordinasi dengan temannya yang lain.
Proses pembersihan baru dimulai pukul 16.30 Wita.
"Kontak seluruh kawan-kawan yang punya waktu, kami juga mengajak DLHK, ini lebih parah dari sebelumnya," katanya.
Menurutnya, sampah ini berasal dari muara sungai yang hanyut ke laut, kemudian dikembalikan ke pantai oleh ombak.
Selain itu menurutnya ada juga yang datang dari lautan.
"Tadi dapat wawancara sama nelayan, katanya di tengah laut itu ada kayak pulau-pulau sampah. Sementara untuk sampah ini sudah sejak tahun 2002 saya lihat ini," kata Evi.
Ketua DLHK Kota Denpasar, Ketut Wisada yang memantau pembersihan sampah tersebut mengatakan, sampah ini merupakan siklus tahunan dan merupakan isu nasional.
"Ini sudah sejak 3 hari yang lalu dan setiap tahun pasti ada. Puncaknya itu Oktober," kata Wisada.
Sejak pagi, pihaknya mengklaim sudah mengangkut sampah sebanyak 3 truk atau sekitar 5 ton.
"Kami sudah angkut sebanyak 3 truk dari pagi. Biasanya sampai 10 ton per hari sepanjang Pantai Biaung hingga Mertasari," terangnya.
Ia menambahkan, saat puncaknya, volume sampah bisa mencapai lima kali lipat.
Asal sampah, ia memprediksi datang dari muara sungai yang tidak berisi jaring dan kapal.
"Saya belum bisa pastikan, namun kemungkinan dari sungai yang tidak berisi jaring dan kapal. Tapi untuk Denpasar sungai yang masuk ke laut diisi jaring agar sampahnya tidak masuk ke laut," pungkasnya. (*)