Penggunaan Pupuk dan insektisida Organik Tingkatkan Hasil Penen Dua Kali Lipat
Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin mengatakan, hasil 8 ton per hektar merupakan hasil yang luar biasa
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Panen yang hanya sekitar 30% dari total produksi di tahun 2017 akibat serangan wereng batang cokelat membuat petani padi di kampung Tenjo Laut Kabupaten Bekasi resah.
Muhaimin Iskandar (CakImin) selaku Pembina Gerbang Tani telah menugaskan Daniel Johan wakil Ketua Komisi IV DPR RI mencari solusinya.
“Cak Imin memerintahkan saya mencari silusi agar petani bisa mengatasi kerugian akibat serangan hama,” ungkap Daniel Johan saat panen raya di Kampung Tenjo Laut, Desa Sukamantri, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi, Selasa (10/4/2018) .
Johan meminta agar dilakukan percobaan di lokasi yang terkena dampak serius.
Jika berhasil maka ke depan akan dorong menjadi program percontohan di Kementerian Pertanian.
Acara panen ini merupakan puncak acara edukasi dan demo plot yang dilakukan Asosiasi Bio-Agro Input Indonesia (ABI) bertema Penerapan budi daya tanaman sehat dengan mengedepankan penggunaan produk-produk pupuk dan insektisida organik serta mengurangi penggunaan produk kimiawi.
Sebelumnya, telah dilakukan demo plot seluas 6 hektar yang dikelola enam orang petani yang tergabung dalam kelompok tani Mantri 2.
Baca: Komarudin Watubun Dampingi John Wempi Wetipo Panen Raya di Distrik Samangga Kabupaten Merauke
Penanaman dilakukan sejak bulan Desember 2017-Januari 2018 menggunakan varietas padi Inpari 17, Mekonggadan Ciherang dan sistem jajar legowo (jarwo) 4:1, 5:1 dan 8:1 sertaJarwo Plus 2:1, menggunakan produk hayati untuk pembenah tanah dan bio-insektisida dalam mengendalikan hama dan penyakit terutama Wereng Batang Coklat (WBC).
Hasilnya sungguh mengejutkan karena hasil panen mencapai 8 ton per hektar jauh lebih besar dibandingkan hasil panen sebelumnya yang hanya mencapai 4-5 Ton per hektar.
Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin mengatakan, hasil 8 ton per hektar merupakan hasil yang luar biasa.
Apalagi kualitas produknya prima karena sistem yang dipakai ini adalah dengan bahan hayati, biaya murah dan padinya sehat.
"Kenapa sehat karena tanahnya pun dibikin sehat karena dipupuk hayati tadi,” ujar Neneng.
Syaiful Bahri menyatakan, jajaran kementerian pertanian hingga tingkat POPT komit mengawal petani,
“Kita melakukanbeberapadem area (demplot) untuk menanam padi sehat. Alhamdulillah teman-teman dari ABI mbantu petani di lapangan.S iapapun monggo membantu petani di lapangan. Harapan kita semoga budidaya padi sehat ini langgeng di lapangan,”tambahnya.
Dengan hasil 8 ton per hektar bisa menambah penghasilan petani dan bisa menambah gairah anak muda menjadi petani.
"Anak-anak muda sering berfikiran jadi petani bikin sengsara jadi dengan hasil ini diharapkan petani bisa mendapatkan sesuatu yang lebih," kata Dunan, Sekjen ABI.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.