Gamelan Renteng Ki Muntili, Berusia Ratusan Tahun dan Namanya Diambil dari Jin Penunggu
Dulu, Gamelan Ki Muntili biasa ditampilkan bersama tarian Kuda Lumping. Namun, saat ini hanya ditampilkan penampilan gamelannya saja.
Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Gong atau gamelan renteng khas Desa Kedungsana, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, sudah berusia ratusan tahun.
Gamelan tersebut sering disebut gamelan Ki Muntili. Gamelannya terbuat dari tembaga.
Yang membedakan gamelan tersebut dengan gamelan pada umumnya yaitu memakai saron dan suaranya sedikit fals.
Saat ini, Gamelan Ki Muntili yang asli sudah tidak digunakan dan disimpan di balai desa.
Terakhir digunakan pada tahun 2012 pada event Budaya Pesisir di Keraton Kasepuhan Cirebon.
Baca: Biasanya Selutut, Banjir Sabtu Malam di Astana Anyar Setinggi Dada Orang Dewasa, Warga: Ini Terparah
Gamelan yang terbuat dari tembaga itu bentuknya juga sudah tidak seutuh semula.
"Terakhir dimainkan oleh saya pada tahun 2012. Tidak dimainkan lagi karena nadanya sudah tidak pas," ujar ketua kesenian Gamelan Renteng, Supriyadi (34) saat ditemui di Desa Kedungsana, Minggu (22/4/2018).
Namun, Supriyadi tidak mengetahui jelas kapan terakhir gamelan itu dipakai karena banyak versi cerita.
Ketika dimainkan pada tahun 2012, gamelan asli tersebut nadanya masih bagus.
Baca: Laga Akbar Persib Bandung Vs Persija Jakarta Terancam Sepi Tanpa Kehadiran Sosok Ini
Gamelan Ki Muntili terdiri dari 14 bonang, lima panglima, dua ketuk, dan dua gong.
Gamelan Ki Muntili dimainkan untuk penyambutan tamu dan dimainkan oleh 10 orang pemain.