Wow, Kisah Pesulap Keliling Asal Bayumas Kembalikan Dompet Isi Uang Jutaan
Apa yang anda lakukan jika menemukan dompet berisi uang, sementara anda sangat membutuhkannya?
Editor: Sugiyarto
Dompet berisi uang Rp. 1.853.200 serta surat-surat penting itu akhirnya diserahkannya kepada pemiliknya melalui bantuan polisi.
Kasubbag Humas Polres Kebumen AKP Masngudin, membenarkan adanya laporan warga yang menemukan dompet di jalan.
"Iya, hari Sabtu pagi (21/04), ada warga Banyumas datang ke Polres Kebumen."
" Dia menyerahkan dompet yang ditemukan di jalan. Selang beberapa jam, akhirnya petugas kami bisa mendatangkan pemilik tas itu," kata AKP Masngudin, Selasa (24/04) siang.
Hasil laporan yang diterima dari SPKT Polres Kebumen, selain uang tunai, dalam dompet itu berisi KTP atas nama pemilik, STNK, Kartu BPJS 5 lembar milik keluarga pemilik, serta kartu ATM Bank BNI dan BRI.
Hari itu juga, Suharno dan pemilik dompet langsung dipertemukan dalam suasana yang haru. Air matanya terurai.
Pemilik dompet hitam yang ditemukan Sabar Suharno, adalah Puji Lestari (35) yang tidak lain adalah Kepala Desa Karangjambu Kecamatan Sruweng Kebumen.
Puji sempat ingin memberikan imbalan kepada Suharno karena berkat kebaikannya ia tak jadi kehilangan. Namun Suharno tidak mau menerima imbalan itu dengan alasan tulus membantu.
Padahal Puji Lestari hanya ingin memberikan sedikit wujud ucapan terimakasih, dan berbagi kebahagiaan karena barangnya kembali.
"Dalam dompet itu, isinya sangat penting sekali. Mewakili pimpinan, kami ucapkan terimakasih kepada pak Suharno," imbuhnya.
Suharno datang ke kantor Polres Kebumen tidak sendirian. Ia ditemani salah satu pesulap asal Kebumen Jhon Silombo, untuk melaporkan ke polisi terkait penemuan itu dengan berpakaian ala pesulap.
Kurang lebih 10 tahun terakhir, Suharno menjadi pesulap keliling untuk menghibur para murid TK hingga SD.
Dia mengaku tidak punya keahlian lain, selain menyulap. Dari profesi itu, dia bisa menghidupi keluarga.
Namun hari-hari yang dilaluinya untuk mendapatkan uang halal butuh perjuangan. Setiap hari, ia harus berangkat pagi untuk menempuh perjalana puluhan kilo meter dari Kabupaten satu ke kabupaten lain. (*)