Korban Gempa Kalibening Banjarnegara Banyak Menderita ISPA dan Hipertensi di Pengungsian
Para pengungsi korban gempa di Kalibening mulai mengeluhkan beragam penyakit selama berada di Posko Pengungsian.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNEWS.COM, BANJARNEGARA - Para pengungsi korban gempa di Kalibening mulai mengeluhkan beragam penyakit selama berada di Posko Pengungsian.
Kondisi tempat tinggal yang kurang layak serta mental yang masih terguncang akibat trauma gempa memicu timbulnya penyakit itu.
Koordinator Lapangan Penanganan Korban Bencana Kalibening Bidang Kesehatan Ristiyono mengatakan, pada 24 April 2018 lalu, pihaknya sempat menangani 561 pasien korban gempa.
Mereka mengeluhkan penyakit beragam.
Paling banyak penyakit yang diderita pasien adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sebanyak 126 orang.
Pasien penderita hipertensi juga tak kalah banyak jumlahnya, sebanyak 108 orang.
Para korban juga banyak mengeluhkan mialgia atau nyeri otot sebanyak 73 orang. Selain itu, para pengungsi banyak menderita sakit kepala (cephalgia) sebanyak 42 orang.
Kasus penyakit lain yang diderita pengungsi adalah diare, faringitis, konjungtivitis, dan gastritis namun jumlahnya sedikit.
Setelah menerima penanganan medis dari tim medis, kondisi kesehatan para pengungsi ini berangsur membaik.
Jumlah penderita penyakit-penyakit itu mengalami penurunan pada 26 April lalu menjadi 130 pasien. Penderita ISPA saat itu tinggal 34 orang, hipertensi 26 orang, dan mialgia sebanyak 26 orang.
"Setelah ditangani, jumlahnya menurun,"katanya, Jumat (27/4)
Ristiyono menyebut, penyakit yang dikeluhkan pada pengungsi berhubungan dengan pola hidup mereka selama di pengungsian.
Para korban gempa ini wajar banyak menderita ISPA karena lingkungan tempat mereka tinggal kurang layak.