Racikan Anggur Beras Kencur Renggut Nyawa 13 Orang dan Ratusan Orang Masuk Rumah Sakit
Ratusan orang di Kamboja mengalami keracunan massal usai mengkonsumsi minuman yang telah terkontaminasi zat berbahaya.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Ratusan orang di Kamboja mengalami keracunan massal usai mengkonsumsi minuman yang telah terkontaminasi zat berbahaya.
13 orang dikabarkan tewas dalam kejadian tersebut.
Sementara 200 orang lainnya harus mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.
Dinas kesehatan setempat menduga para warga keracunan setelah mengonsumsi anggur beras buatan rumah atau air minum yang terkontaminasi zat berbahaya.
Insiden keracunan tersebut terjadi di desa Sre Non dan Aloch yang berada di daerah miskin di Provinsi Kratie, Kamboja timur.
Menurut dinas kesehatan setempat, dikutip AFP, kasus keracunan warga telah dilaporkan sejak Kamis (3/5/2018) pekan lalu, dan hingga Senin (7/5/2018) jumlah korban tewas telah mencapai 13 orang.
"Hingga hari ini 13 orang telah meninggal. Kami belum mengetahui penyebab pasti keracunan warga. Kami sedang menyelidikinya sekarang," kata Direktur Kesehatan Provinsi, Chheang Savutha.
Diberitakan Xinhua, warga mengomsumsi air minum yang diambil dari kanal, termasuk untuk membuat anggur beras.
Setelah meminum air tersebut warga mengalami gejala sakit perus, muntah, sakit tenggorokan, kelelahan, pusing hingga kesulitan bernapas.
Para korban berusia antara 24 hingga 73 tahun. Sebanyak hampir 200 warga desa dirawat di rumah sakit di Provinsi Kratie, sementara delapan orang yang dalam kondisi gawat dirujuk ke rumah sakit di Phnom Penh.
Kementerian Kesehatan telah mengambil sampel dari alkohol beras yang diminum warga dan menemukan adanya kadar metanol tinggi dan menjadikan minuman itu sangat berbahaya.
Namun mereka masih menunggu hasil uji laboratorium untuk sampel air minum.
Pemerintah setempat telah menutup tempat produksi dan penjualan anggur beras yang diduga terkontaminasi, serta melarang warga desa menggunakan air yang dicurigai di kanal untuk kebutuhan air bersih mereka.
"Saya memohon kepada warga untuk tidak minum anggur dari sumber yang tidak jelas atau tanpa proses produksi yang tepat, terutama yang dicampur dengan metanol."
"Saya juga meminta warha tidak membuang atau mengalirkan limbah kimia ke danau, sungai, atau saluran yang menjadi sumber air konsumsi," kata Menteri Kesehatan Mam Bunheng dalam pernyataannya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.