Calo Sudah Terima Uang Ratusan Juta Tapi Calon Pegawai Honorer Tidak Juga Direkrut Bekerja
Seorang sindikat calo honorer berinisial Senen Supriyono mengakui, telah menerima uang dari 20 calon pegawai honorer.
Penulis: Jefri Susetio
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Sindikat calo perekrutan calon pegawai honorer, yang telah menipu puluhan orang, secara blak-blakan mengakui terima uang ratusan juta dari para korban.
Tapi, uang tersebut ia setor kepada orang, yang mengaku Aparatur Sipil Negara (ASN) dan bertugas di Kantor Bupati Deliserdang, berinsial Iwan Senjaya.
Seorang sindikat calo honorer berinisial Senen Supriyono mengakui, telah menerima uang dari 20 calon pegawai honorer. Sejak tahun lalu, ia bersama beberapa rekannya mencari orang yang ingin menjadi pegawai honor di lingkungan Pemerintah Kabupaten Deliserdang.
"Saya akui menerima uang dari 20 calon pegawai honorer. Totalnya mencapai Rp 200 jutaan. Tapi, uang itu saya berikan kepada Iwan. Saya merasa ditipu juga, karena Iwan juga melarikan uang saya Rp 5 juta," ujarnya saat berbincang dengan Tribun Medan di rumah makan di Kecamatan Galang, Deliserdang, Selasa (8/5/2018).
Ia mengungkapkan, uang dari puluhan warga yang ingin jadi honorer itu diserahkan kepada Iwan di kawasan Kantor Bupati Deliserdang. Namun, pada Januari hingga Februari, Senen mulai cemas, karena para calon tenaga honorer masih terkatung-katung.
Korban penipuan Senen tersebut berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Deliserdang seperti, Lubukpakam, dan Pagarmerbau. Senen menambahkan, puluhan calon pegawai honor itu, menyerahkan uang secara bertahap di berbagai lokasi, Lubukpakam dan Pagarmerbau.
Selanjutnya, ia meminta IS untuk membuat surat pernyataan menerima uang dan berkas dari pencari kerja, yang diteken di atas materai 6.000. Kemudian, para saksi yang merupakan perwakilan dari orangtua pencari kerja, juga meneken pada surat pernyataan tersebut.
Ia mengumpulkan para korban pada 16 April 2018 sekaligus mengembalikan uang calon honorer secara bertahap alias dicicil. Selama dua pekan, ia mencari pinjaman uang dari kerabat, keluarga, dan mengajukan utang ke bank.
Sindikat calo honorer melibatkan beberapa nama yakni Iwan Senjaya, Waluyo, Senen Supriyono, Karmin, Sujud, Jasmin dan Agus. Namun, dari seluruh indentitas yang ada, Iwan yang tidak jelas keberadaannya.
Senen mengaku mengenal Iwan ketika nongkrong di Taman Buah, Lubukpakam. Kala itu, Iwan menghampirinya bersama perempuan berkulit putih.
Tidak lama kemudian, mereka berkenalan serta berbincang-bincang tentang pekerjaan, karena dua anaknya belum bekerja. Iwan, yang mengaku sebagai ASN memberi iming-iming akan memberikan pekerjaan kepada anak Senen.
"Dia (Iwan) bilang bisa membantu meloloskan anak saya jadi pegawai negeri sipil saat penerimaan 2019 mendatang. Tapi, syaratnya dia minta dicari orang yang mau kerja sebagai pegawai honorer di Pemkab Deliserdang," katanya.
Mendengar penjelasan itu, Senen mengaku semangat untuk mencari orang yang mau bekerja sebagai pegawai honor. Ia pun mengikuti saran IS, yang meminta uang Rp 10 juta untuk lulusan SMA. Kemudian, Rp 13 juta untuk lulusan Diploma III, dan Rp 15 juta lulusan sarjana.
Tetapi para pencari kerja yang sudah membayar ternyata tidak juga direkrut menjadi karyawan honorer.
"Saya heran juga mengapa tunduk pada apa yang disampaikannya. Mulai tahun lalu, saya mencari orang yang mau jadi honorer. Tapi, molor terus dan tidak jelas, saya tanya bagaimana Pak kenapa molor terus? Namun, tidak ada jawaban pasti dan sekarang Iwan tidak bisa dihubungi," ujarnya.
Ia menjelaskan, setelah berulang kali meminta kejelasan, Iwan membuat surat pernyataan menerima uang serta berkas. Lalu, para saksi yang merupakan orangtua dari pemohon pegawai honorer meneken surat perjanjian.
"Uang saya ada Rp 5 juta dipinjam sama Iwan. Sekarang nomor ponselnya enggak aktif lagi. Saya enggak tahu IS kerja di dinas apa. Saya herannya nurut saja, padahal masalah ini cukup riskan kalau didengar banyak orang," ungkapnya.
Saat ditanya tanda tangan di kuitansi berbeda dengan di surat pernyataan, Anda melakukan penipuan? Ia membantah ada perbedaan paraf di surat pernyataan dan kuitansi yang ditekennya.
"Sama semua, tidak ada yang berbeda, tanda tangan saya memang begitu. Surat pernyataan itu diberikan Iwan di dekat Lapangan Segitiga Lubukpakam. Saya duluan yang tanda tangan, setelah saya kasih ke Waluyo," ujarnya.
Bahkan, pria berbadan gempal tersebut bersumpah tidak berbohong kepada puluhan calon honorer.
"Tidak ada rekayasa, demi Allah tidak ada penambahan serta rekayasa. Mungkin saya terkecoh dengan penampilan Iwan yang rapi, pakai lobe dan berwibawa karena menggunakan mobil. Saya baru tersandar pada Januari dan Februari, ternyata Iwan tidak ada bekerja di kantor bupati," katanya. (tio)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Calo Honorer Akui Terima Ratusan Juta, Setor ke Orang yang Mengaku ASN di Kantor Bupati,