Lihat Asap Membumbung Tinggi, Pedagang Obyek Wisata Telaga Putri Berlarian Menyelamatkan Diri
Erupsi freatik Gunung Merapi, Jumat(11/5/2018) pagi membuat kaget banyak orang.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Erupsi freatik Gunung Merapi, Jumat(11/5/2018) pagi membuat kaget banyak orang.
Tak hanya warga di Kota Yogyakarta, namun juga warga Sleman yang selama ini mengais rezeki di kawasan wisata Telaga Putri, Kaliurang.
Salah satunya Eri Purwanti.
Perdagang di kawasan Telaga Putri tersebut mengaku saat kejadian dirinya tengah berada di warung.
Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh yang dahsyat.
Namun setelah suara gemuruh itu, ia merasakan getaran. Ia pun berteriak 'gunung gunung'.
"Saya lagi duduk, lha kok ada suara gemuruh. Tak kira pesawat, tetapi kok ada getarannya. Wah ya jelas gunung," katanya saat ditemui di warungnya Jumat (11/5/2018).
Ia dan beberapa pedagang lain lantas diimbau untuk mengamankan diri.
Baca: Hujan Abu, Penggunaan Masker Harus Benar
Eri pun langsung menyelamatkan diri menuju ke Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Kaliurang.
"Semua mengamankan diri, ada yang di SAR Tugu Udang, kalau saya di dekat TPR, ikut instruksi saja," terangnya.
Ia mengatakan instruksi aman dari Pos PGM Kaliurang diterima sekitar pukul 09.15 Wib.
Mengetahui hal itu ia kemudian kembali ke warungnya untuk membersihkan debu vulkanik.
Hal sama juga dialami oleh Prayogo (49). Ia mengaku erupsi kali ini tidak sedahsyat erupsi 2010 lalu.
"Saya kira pesawat, tapi sudah tahu kalau suara pesawat. Tapi kok getar, ternyata gunung. Kalau dulu 2010 elang Jawa banyak yang turun," jelasnya.
Ia mengaku tidak panik, karena sebelumnya sudah ada pengalaman. Menurutnya yang terpenting adalah keluarga.
"Kalau dulu panik karena mikir besok gimana, lha kalo sekarang mikirnya yang penting keluarga dievakuasi dulu, suruh ngungsi ya ngungsi," katanya.
Lanjutnya, di Kaliurang Timur, saat kejadian juga saat itu tengah ada jalan sehat sehingga sempat terjadi kepanikan. Para peserta pun sempat lari berhamburan.
"Kaliurang Timur ada jalan sehat, jadi sempat panik semuanya nangis," jelasnya.
Sementara itu, di Tlogo Putri sendiri hujan abu yang terjadi juga tidak cukup tebal, menurutnya hal tersebut lantaran terdapat bukit Plawangan sehingga abu tidak sampai ketebalan 1 cm.
Setelah kejadian, menurut Prayogo, pengunjung juga tetap berdatangan. Menurutnya pengunjung yang datang umumnya karena penasaran.
"Kalau pedagang ya cuma bersih-bersih. Ada yang buka, tadi juga sempat ada yang beli. Pengunjung pasti datang, ya biasanya yang nyalinya tinggi sama yang penasaran,"pungkasnya. (tribunjogja)