Cerita Sedih Kemenakan Korban Bom, 16 Mencari-cari, Saat Jasad Ditemukan Malah Enggan Melihat
Ia mengaku sempat merasakan lantai rumahnya bergetar. Namun ia tidak berpikiran getaran tersebut akibat ledakan bom.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – L (43), tidak menyangka bahwa suara ledakan yang ia dengar, Minggu (13/5/2018) ternyata suara bom.
Ia mengaku sempat merasakan lantai rumahnya bergetar. Namun ia tidak berpikiran getaran tersebut akibat ledakan bom.
“Mungkin gempa, pikir saya. Ibu saya malah bilang, ‘apa ada lemari jatuh ya?’ ya malah nggak mungkin,” ujar perempuan yang tidak mau disebutkan namanya ini, ketika ditemui di Rumah Duka Adi Jasa, Surabaya, Senin (14/5/2018).
Baca: Empat Fakta Aman Abdurahman, Lelaki Yang Ingin Ditemui Napi Teroris di Mako Brimob
Setelah itu, L kemudian melanjutkan aktivitasnya seperti biasa.
Ia keluar rumah dan melihat asap hitam membumbung di atas Gereja GPPS Jalan Arjuno, Surabaya.
Namun ia mengira asap tersebut akibat pembakaran kecil yang tak perlu dikhawatirkan.
“Baru kemudian tetangga saya tanya, tante saya mana, itu gereja dibom lho,” tuturnya.
Padamkan Api di Gereja GPPS, Petugas PMK ini Lihat Tubuh Begelimpangan, Kesaksiannya Memilukan
Spontan L panik, ia bergegas mendatangi gereja sekitar pukul 08.00 WIB, namun tak bisa melakukan apa-apa karena lokasi telah diamankan petugas.
Ia juga sulit mendapat informasi akan dibawa ke rumah sakit mana jasad tantenya, Go Derbin Ariesta (66).
“Petugas di lapangan juga tidak bisa memberi informasi, kan banyak rumah sakit yang dituju. Tetapi ya saya mengerti,” katanya.
Akhirnya, L membagi tugas dengan adiknya untuk berpencar mengelilingi beberapa rumah sakit yang disebut oleh media.
Tetapi ternyata proses identifikasi sulit sekali.
Adiknya menemukan jasad yang sesuai ciri-ciri di suatu rumah sakit, namun ternyata bukan sang tante.
Mereka baru yakin ketika menemukan di RS Bhayangkara Polda Jatim.
Meski ciri-ciri sesuai, pihak rumah sakit tetap hanya memberikan 99 persen kepastian, karena wajah tantenya sudah terlalu hancur untuk diidentifikasi.
“Mereka tidak mau memastikan 100 persen, karena wajah tante saya sudah sangat melepuh. Tubuhnya hangus. Adik saya yang berani melihat, saya tidak,” katanya, dengan suara bergetar.
Pihak rumah sakit baru memberikan kepastian identitas jenazah pada pukul 01.00 WIB dini hari, setelah sekitar 16 jam dia mencari kepastian.
Akhirnya jenazah dibawa ke Rumah Duka Adi Jasa.
Menurut L, tantenya memang selalu melaksanakan misa sendirian pada Minggu pagi.
Karena ia memiliki sakit maag, ia akan segera kembali ke rumah seusai misa untuk sarapan.
“Makanya saya kemarin juga membatin, kok tumben belum pulang,” imbuhnya.
L sendiri tidak ingin memberikan statement apapun soal kejadian pengeboman gereja yang mencabut nyawa tantenya.
Ia merasa persoalan ini sensitif sekali, sehingga ia harus berhati-hati dalam berbicara.
“Ya bagaimana lagi, ini sudah menyangkut topik yang sensitif sekali yaitu agama. Kami tidak berani sembarangan berbicara,” tegasnya.
Jenazah Go Derbin Ariesta akan dikremasi pada hari Rabu, (16/5/2018).
Upacara dimulai pukul 09.30 WIB, dan diberangkatkan ke Krematorium Eka Praya Surabaya pukul 10.00 WIB. (Surya/Del)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Kisah Menyayat Hati 16 Jam Cari Tante Korban Bom di GPPS Arjuno, Saat Ketemu Malah Tak Tega,