Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tetangga Tak Menyangka Sosok Santun dan Ramah itu Menjadi Pelaku Pengeboman

Unjung Susilo tidak mengira jika Dita yang dikenal sebagai sosok santun dan ramah pada warga itu menjadi pelaku pengeboman.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tetangga Tak Menyangka Sosok Santun dan Ramah itu Menjadi Pelaku Pengeboman
Istimewa/ Tribun Jatim
Rumah keluarga pelaku pengeboman tiga gereja Surabaya di kawasan Wisma Indah Permai. 

"Ada beberapa dokumen sedang dikumpulkan semua dan sedang diteliti, ada beberapa buku, ada beberapa tulisan-tulisan ada beberapa pesan-pesan juga sedang kita kumpulkan," ungkapnya.

Menurut salah satu tetangga, Unjung Susilo, warga Blok J, dia tidak mengira jika Dita yang dikenal sebagai sosok santun dan ramah pada warga itu menjadi pelaku pengeboman.

"Terakhir saya ketemu kemarin, pulang dari musala. Dan beliau selalu menyapa, setelah itu tak berbicara banyak. Tapi selalu menyapa," kata Unjung.

Baca: Jenazah Tiga Wanita Bercadar Masih Tergeletak di Parkiran Gereja, Kondisinya Mengenaskan

Unjung mengatakan Dita menempati rumah di blok K/22 A itu sejak tahun 2010. Dita sendiri diketahui bekerja sebagai distributor obat herbal.

Untuk kesehariannya, Unjung tidak melihat ada yang mencurigakan dari sosok Dita.

"Dari cara berpakaiannya biasa, tidak ada yang mencurigakan. Kalaupun ada tamu, dia selalu menemui di teras atau di dalam tapi pintu tetap terbuka," kata Unjung.

Jika Dita ke luar rumah, kata Unjung, dua anak laki-lakinya yang bernama Fadil dan Firman selalu berboncengan menuju ke musala.

Baca: Jelang Ramadan dan Idul Fitri, Penumpang Pesawat di Kaltara Diprediksi Naik 3.000 Orang

Berita Rekomendasi

"Kalau istrinya jarang keluar, tapi tak mencurigakan. Nggak pakai cadar juga, yang sering keluar adalah dua anaknya yang perempuan, main sepeda keliling komplek," lanjut Unjung.

Untuk tamu yang sering mengunjungi, Unjung tidak melihat hal yang aneh.

"Tiap hari selalu ada tamu. Tidak pernah ada pertemuan atau pengajian. Ada beberapa tamunya yang menggunakan cadar, ada juga yang berpakaian normal," ujar Unjung.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyebut satu keluarga pengebom tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, sang istri bernama Puji Kuswanti berasal dari Banyuwangi.

BOM GEREJA - Polisi berjaga di sekitar lokasi ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jl Arjuno, Surabaya, Minggu (13/5). Ledakan terjadi di tiga lokasi di Surabaya, yakni di Gereja Kristen Indonesia (GKI), Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), dan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela pada waktu yang hampir bersamaan. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
BOM GEREJA - Polisi berjaga di sekitar lokasi ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jl Arjuno, Surabaya, Minggu (13/5). Ledakan terjadi di tiga lokasi di Surabaya, yakni di Gereja Kristen Indonesia (GKI), Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), dan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela pada waktu yang hampir bersamaan. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ (Surya/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Mereka baru saja pulang dari Suriah, belajar strategi teror. Masih ada 500-an orang lagi yang masih berkeliaran.


"Yang kembali dari Suriah 500, termasuk di antaranya keluarga ini," kata Kapolri.

Mereka ke Suriah bergabung dengan ISIS dan kembali ke Indonesia.

Mereka di ISIS belajar strategi teror, kemiliteran dan membuat bom.

Ketika kembali ke Indonesia, UU Teroris Indonesia tidak bisa menghukum tindakan tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas