Lagi Gelar Razia di Jembatan Suramadu, Polisi Sempat 'Grogi' Didekati Perempuan Bercadar Bawa Tas
Mereka tengah menggelar razia gabungan di pintu keluar Jembatan Suramadu sisi Madura.
Editor: Hasanudin Aco
Semua barang bawaan, bawah jok motor, dan tubuh pengendara tak luput dari pemeriksaan pihak aparat. Namun belum menemukan sasaran operasi.
Kepala Sub Bagian Pengendalian Operasional Polres Bangkalan AKP Wahyudi mengungkapkan, gelar razia tersebut merupakan kegiatan rutin yang ditingkatkan.
"Kami menggandeng TNI untuk mempertebal kekuatan. Mengingat dalam beberapa hari terakhir suasana ramai," ungkap Wahyudi.
Ia menambahkan, razia rutin dilakukan sebagai upaya menciptakan situasi aman bagi masyarakat muslim yang tengah menjalankan puasa.
"Sekaligus menjaga kenyamanan masyarakat. Kami akan terus menggelar razia," pungkasnya.
Kendati tidak mendapatkan handak, senpi, sajam, dan narkoba, polisi telah menindak sebanyak 25 pengendara sepeda motor karena tidak memiliki Surat Izin Mengemudi.
Seperti diketahui, serangkaian aksi teror bom bunuh diri terjadi tiga gereja di Surabaya; Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, Gereja Pantekosta Jalan Arjuna, dan GKI Jalan Diponegoro, Minggu (13/5/2018).
Disusul bom bunuh diri di pintu masuk Polrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) pagi.
Aksi penyerangan berlanjut di Mapolda Riau, Rabu (16/5/2018).
Sejumlah terduga teroris dibekuk bahkan tewas dalam baku tembak saat penggerebekan dilakukan Densus 88 Anti Teror di sejumlah wilayah di Indonesia.
Kapolres Bangkalan AKBP Boby Paludin Tambunan memerintahkan dilakukan pemeriksaan terhadap semua pengunjung di pintu masuk mapolres dan seluruh mapolsek.
"Kami terus berdoa agar keluaraga besar Polri selalu mendapat perlindungan dari Alah dalam menjalankan tugasnya," ungkap Boby dalam pidatonya saat Pengajian Bulan Suci Ramadhan di masjid mapolres, Sabtu (19/5/2018).
Pengajian yang dilakukan beberapa jam sebelum gelar razia gabungan itu, juga sebagai ungkapan duka mendalam bagi para korban bom bunuh diri dan anggota Polri yang gugur dalam bertugas.
"Semoga mereka mati sahid dan amal ibadanya diterima di sisi Nya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," pungkasnya.
Sementara itu, penceramah asal Surabaya KH Syukron menyatakan, aksi teror bom bunuh diri di Surabaya terjadi karena para pelaku tidak memahami ajaran Islam secara utuh.
"Itu terjadi karena dangkalnya pengetahuan agama. Semua agama tidak ada yang mengajarkan tentang kekerasan," katanya.
Penulis: Ahmad Faisol