Kepadatan Arus Mudik Lebaran Mulai Terasa di H-6, Sebanyak 41.036 Kendaraan Lintasi DIY
Kepadatan lalu lintas kendaraan di masa mudik Lebaran 2018 ini mulai terlihat melintas di Kulonprogo sejak H-7.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Kepadatan lalu lintas kendaraan di masa mudik Lebaran 2018 ini mulai terlihat melintas di Kulonprogo sejak H-7.
Bahkan, kepadatan arus kian memuncak pada awal masa liburan di akhir pekan kemarin atau pada H-6 Lebaran.
Posko Monitoring Lebaran 2018 Dinas Perhubungan Kulonprogo mencatat ada 14.864 kendaraan roda empat, roda dua, maupun bus yang melintas hingga tengah hari pada H-5 (10/6/2018).
Sedangkan pada H-6 atau Sabtu (9/6/2018) sebanyak 41.036 kendaraan melintas dari arah Barat maupun Timur dan pada H-7 atau Jumat (8/6/2018) ada 38.109 kendaraan melintas dari kedua sisi.
Jika dibandingkan Lebaran tahun lalu, angka jumlah kendaraan serupa hanya terjadi mulai H-4 hingga mencapai puncaknya pada H-2 dengan jumlah 48.499 unit kendaraan.
Baca: PMI DIY Menyiapkan 25 Pos Pelayanan dan Siagakan 26 Ambulans
Kepala Bidang Angkutan dan Perparkiran, Dishub Kulonprogo, Arif Martono mengakui bahwa kepadatan lalu lintas di masa mudik Lebaran tahun ini memang terjadi sejak jauh hari sebelum mendekati Hari Lebaran yakni mulai H-7 atau sejak awal memasuki masa liburan.
Hal ini lantaran masa libur atau cuti bersama instansi pemerintahan pada Lebaran tahun ini terbilang panjang yakni sejak 11 Juni sedangkan hari kerja terakhir jatuh pada Jumat (8/6/2018) sehingga akhir pekan itu dimanfaatkan sebagian besar pemudik untuk melangsungkan perjalanan.
Pihaknya memprediksikan puncak arus mudik memang terjadi pada akhir pekan kemarin.
"Beberapa hari ke depan mungkin volume kendaraannya akan semakin berkurang sekitar 5 persen per hari. Puncak arus mudik adalah Sabtu malam sesuai prediksi pusat dan daerah," kata Arif, Minggu (10/6/2018).
Tingginya volume kendaraan yang melintas pada Sabtu hingga Minggu pagi menyebabkan terjadinya kepadatan di simpang tiga Pangkalan dan simpang Glaheng Desa, wilayah Temon.
Hal ini karena kawasan itu merupakan titik pertemuan arus kendaraan dari jalur utama Jawa bagian Selatan serta jalur jalan nasional lintas selatan (JJLS).
Kepadatan semakin menjadi karena kendaraan yang melintas di JJLS dari arah Purworejo terpaksa harus masuk ke jalan nasional lantaran adanya penutupan jalan di ruas Palihan-GLagah untuk pembangunan bandara.
Baca: Tips Mempersiapkan Motor Matik untuk Mudik
Kondisi itu membuat petugas Dishub dan kepolisian melakukan rekayasa lalulintas untuk mengurai kepadatan arus kendaraan.
Ruas JJLS yang semula dilakukan penutupan dengan portal akhirnya dibuka selama waktu tertentu dan kendaraan pemudik bisa melintas di JJLS hingga tembus ke Bantul.
"Dibuka mulai sekitar pukul 08.00 selama jangka waktu tertentu. Sesuai kesepakatan dengan kepolisian dan PT Angkasa Pura I, ruas yang ditutup itu memang bisa dibuka secara situasional jika dibutukan. Kalau arus lalu lintas sudah lancar ya kami tutup kembali (portal jalan)," kata Arif.
Kapolres Kulonprogo AKBP Anggara Nasution mengatakan pihaknya turut menempatkan personel unguk pemantauan dan pengaturan lalu lintas selama masa Lebaran ini di beberapa titik persimpangan jalan jelang area pembangunan bandara.
Di antaranya di simpang tiga Pasar Glaheng atau simpang Satradar Congot, simpang tiga Brosot, dan simpang empat Glagah.
Namun begitu, kata Anggara, bukan tidak mungin ruas tersebut nanti dibuka secara insidentil jika kondisi lalu lintas di jalur utama nasional terjadi kepadatan kendaraan cukup parah.
"Insidentil saja kalau perlu dibuka. Kami lakukan pengaturan dan rekayasa yang efektif untuk mengalirkan arus lalu lintas di jalur utama. Anggota kami juga bersiaga 24 jam untuk mengkaji volume kendaraan melintas," jelasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)