Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dihipnotis Usai Mencoblos, Wanita Ini Kehilangan 100 Gram Perhiasan Emasnya

Saat sedang ngobrol bersama pria tidak dikenal, tiba-tiba datang perempuan paruh baya (pelaku kedua) ikut nimbrung bersama mereka.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Dihipnotis Usai Mencoblos, Wanita Ini Kehilangan 100 Gram Perhiasan Emasnya
Handover
Terduga pelaku hipnosis yang terekam kamera CCTV 

TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG -- Mendapatkan uang bukan dari hasil kerja keras yang halal memang menggiurkan, apalagi jika diperoleh dengan cara mudah tapi hasilnya mencapai puluhan juta rupiah.

Hal itulah yang terjadi pada sekelompok orang di Bandar Lampung ini, Rabu lalu.

Mereka memanfaatkan momen pencoblosan Pilkada Serentak 2018.

Usai pencoblosan, orang-orang ini mencegat wanita yang baru pulang dari TPS.

Dari situlah mereka bisa mengeruk uang hingga Rp 60 juta.

Baca: Warung yang Pukul Konsumen Dengan Harga Selangit Disebut Sepi Pembeli

Apa yang sebenarnya terjadi?

Peristiwa tersebut berawal dari seorang wanita bernama Saadiah, guru sekolah dasar di Bandar Lampung.

Berita Rekomendasi

Saadiah mengatakan, kejadian menimpanya saat hendak pulang ke rumah seusai memberikan hak suara di TPS, dan bertemu seorang pria tidak dikenal menanyakan panti jombo di Lampung Selatan.

Pria tersebut mengaku akan menyumbangkan uang ke panti jompo sebesar Rp 100 juta.

"Saya itu pulang dari TPS, nyeberang rumah, tiba-tiba ada laki-laki bertanya alamat Panti Jompo di Lampung Selatan. Dia bilang mau nyumbang Rp 100 juta ke panti, kalau bisa nunjukin alamatnya dia janji mau kasih hadiah. Dia sempat tunjukan uang di dompet, tapi bukan uang rupiah katanya uang Brunei," kata Saadiah.

Saat sedang ngobrol bersama pria tidak dikenal, tiba-tiba datang perempuan paruh baya (pelaku kedua) ikut nimbrung bersama mereka.

"Lagi ngobrol datang seorang perempuan. Perempuan itu bilang ada apa. Pria itu jawab, mau nyumbang ke panti jompo, tapi tidak tahu alamatnya, dan uangnya uang Brunei," ungkap Saadiah.

Mendengar jawaban pria itu, perempuan tersebut kemudian merayu korban untuk membantu pria tidak dikenal itu.

Namun karena hari itu semua bank tutup, mereka bertiga kemudian berjalan kaki mencari money changer, untuk menukarkan uang Brunei milik pelaku pertama.

Saat ketiganya berjalan kaki masih di Jalan Hasanudin, mencari money changer, kata Saadiah datanglah mobil yang berhenti di pinggir jalan.

Dari dalam mobil tersebut terdapat dua pria dan salah satunya menyapa mereka bertiga.

"Kalian mau kemana, perempuan pelaku kedua itu yang jawab dan jelasin. Mau tukar uang Brunei, untuk nyumbang ke panti jompo. Laki-laki dalam mobil itu turun dan bilang kalau dia orang bank dan siap bantu. Akhirnya kami bertiga naik mobil," ungkap ibu tiga anak ini.

Ketika korban sudah di dalam mobil, para pelaku mulai membujuk dan mengiming-imingi korban dengan rayuan jika uang Brunei yang dibawa pelaku pertama cair, korban akan diberangkatkan haji dan umrah.

"Pas di dalam mobil pria pertama ketemu saya itu bilang kalau uang Brunei itu cair, saya akan diberangkatkan umrah dan haji. Pria itu tanya kepada saya ada buku tabungan dan ATM gak, karena itu untuk daftar umrah. Saya jawab ada di rumah," jelasnya.

Kemudian para pelaku menuju rumah korban untuk mengambil buku tabungan dan ATM milik kobran. Kebetulan saat itu rumah korban sedang sepi, karena anak-anaknya tidak berada di rumah.

Setelah buku ATM dan buku tabungan diserahkan, para pelaku bersama korban menuju ATM BRI di pasar Kangkung.

Tiba di ATM, salah satu pelaku turun dan masuk ATM untuk menarik uang korban. Namun saldo korban di ATM dananya hanya satu juta rupiah, para pelaku akhirnya tidak mengambilnya.

"Setelah dari ATM, pelaku pertama bilang siapa bisa bantu cairin uang Bruneinya. Dia janji kasih tambahan Rp 10 juta. Perempuan itu (pelaku lainnya) tiba-tiba mencopot gelang emas di tanganya, dia kasih ke pria itu," imbuh Saadiah.

Setelah memberikan emas, perempuan tersebut merayu korban untuk membantu pelaku pertama agar memberikan gelang dan cincin emas yang dipakai korban seberat 14 gram tersebut.

"Setelah cincin dan gelang saya kasih. Perempuan itu tanya lagi kepada saya, ibu masih ada emas gak, saya jawab ada di rumah 100 gram. Setelah itu kami ke rumah saya, sampai di rumah saya ambil perhiasaan dari kamar, saya kasih ke mereka. Setelah itu saya dibawa jalan-jalan lagi dan diturunin di Mal Kartini," pungkasnya.

Saadiah diduga menjadi korban pelaku hipnotis seusai melakukan pencoblosan di Tempat Pemungutan Suara 1 Gunung Mas, Jalan Hasnudin Teluk Betung, Rabu (27/6) sekitar pukul 10.00 WIB. Akibat peristiwa itu, korban mengalami kerugian emas senilai Rp 60 juta lebih.

Ungkap CCTV

Korban Saadiah baru sadar setelah dirinya tiba di rumah, Rabu (27/6).

tahu dirinya menjadi korban penipuan, Saadiah kemudian langsung melapor ke Polsek Telukbetung Selatan dengan laporan : TBL/B-1/278/VI/2018/Resta Balam/Sektor TBS, Rabu 27 Juni 2018.

Kapolresta Bandar Lampung Kombes Murbani Budi Pitono mengatakan, pihaknya akan memerintahkan jajarannya untuk mengejar pelaku penipuan tersebut, dan segera mengungkap aksi penipuan dengan modus hipnotis ini.

"Saya akan segera memerintahkan anggota untuk segera mengejar pelaku, dan sampai saat ini anggota masih melakukan penyelidikan. Mudah-mudahan berdasarkan rekaman CCTV kasus ini bisa diungkap," tegas Murbani. (Romi Rinando)

Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas