Guru Rabiatul Adawiyah Kini Menanti Janji Dicarikan Pekerjaan Baru Oleh Ridwan Kamil
Rabia pun juga mengaku sudah menerima permintaan maaf tersebut dan berharap permasalahan ini tidak menimbulkan permasalahan baru.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Suut Amdani
TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini pemberitaan diramaikan dengan kabar seorang guru Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Maza Kota Bekasi dipecat karena beda pilihan dengan arahan sekolah dalam Pilkada 2018.
Dilansir Tribunnews.com dari Kompas.com pada Minggu (1/7/2018), pada awalnya kabar ini diketahui dari unggahan pemilik akun Facebook bernama Andriyanto Putra Valora yang menjadi viral di media sosial.
Dalam unggahannya tersebut, Andriyanto menceritakan seorang guru yang diberhentikan secara tidak terhormat karena hanya melalui grup WhatsApp karena memilih pasangan Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat.
Dalam percakapan WhatsApp tersebut memperlihatkan percakapan bahwa sang guru tidak mau mengukutu arahan pihak sekolah untuk memilih salah satu pasangan calon wali kota-calon wakil wali kota Bekasi.
Ia juga menolak arahan sekolah memilih pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jawa Barat tertentu.
Hal ini dibenarkan oleh guru bernama Rabiatul Adawiyah.
"Ya, karena memang dari percakapan tersebut saya sudah dikeluarkan," kata Rabia saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Jatisari, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jumat (29/6/2018).
Berikut tim Tribunnews.com himpun fakta-fakta terkait kejadian ini melansir dari Kompas.com.
Simak selengkapnya di sini!
1. Pihak sekolah meminta maaf ke guru yang dipecat
Pihak SDIT Darul Maza Kota Bekasi pun telah meminta maaf kepada Rabiatul Adawiyah.
Tri, seorang guru di sekolah itu mengatakan bahwa pihak sekolah tidak pernah memberi arahan kepada guru untuk memilih salah satu pasangan calon dalam Pilkada Kota Bekasi maupun Pilkada Jawa Barat.
"Kita tidak ada arahan, maksudnya tidak ada paksaan memilih hanya memang itu semua kembali lagi ke diri kita kita mau pilih apa kalau memang kita mau pilih 1, 2, 3, 4 itu sudah hak kita tidak ada yang di haruskan," kata Tri saat ditemui Kompas.com, Jumat (29/06/2018).
Menurut Tri, pihak sekolah sebenarnya tidak berniat melakukan pemecatan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.