40 Kapal yang Terbakar di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa Ternyata Tidak Diasuransikan Pemiliknya
Sebanyak 40 kapal yang terbakar di dermaga barat Pelabuhan Benoa Senin tidak memiliki asuransi atau tidak diasuransikan pemilik perusahaannya.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Sebanyak 40 kapal yang terbakar di dermaga barat Pelabuhan Benoa Senin (10/7/2018) tidak memiliki asuransi atau tidak diasuransikan pemilik perusahaannya.
"Kita dulu pernah akan mengasuransikan kapal-kapal anggota ATLI dan waktu itu sudah didatangi pihak asuransi. Rata-rata pihak asuransi tidak berani karena kapal kami kapal kayu yang dilapisi fiber," ucap Ketua II ATLI Bali, Agus Dwi Siswaputra, Selasa (10/7/2018).
Agus Dwi mengatakan kalau pun ada yang berani memberikan asuransi, premi asuransinya pun tinggi bisa mencapai 500 sampai 300 persen dari kapal besi dan kapalnya dibatasi jarak operasinya.
"Kalau longline kan izin shippy nya dibatasi kita tidak bisa. Itu yang menjadi kendala dalam asuransi. Jadi kapal-kapal kita ini memang tidak diasuransikan sepertinya tapi jangan salah persepsi kalau ABK wajib hukumnya diasuransikan," tuturnya.
Sebagian besar kapal yang terbakar di dermaga timur merupakan kapal-kapal anggota ATLI.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kapolda Bali Irjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan apakah peristiwa tersebut murni musibah kebakaran atau ada unsur kesengajaan.
Baca: Nama Cawapres Mengerucut, Siapa Bakal Dampingi Jokowi dan Prabowo?
Petugas dari Laboratorium Forensik juga sudah di TKP tapi belum bisa bekerja karena api belum bisa dipadamkan saat itu.
"Dari laporan anggota dugaan awal kebakaran karena kelalaian. Tapi kami dari pihak kepolisian tetap akan meneliti apakah ini peristiwa kebakaran atau pembakaran. Sudah ada beberapa orang yang kami mintai keterangan terkait hal ini," kata Kapolda.
Kapolda Bali menyebut, dalam peristiwa tersebut sekitar 40 kapal penangkap ikan yang habis terbakar dengan kerugian mencapai ratusan miliar.
Untungnya tidak ada korban jiwa dalam peristiwa naas ini.
"Kapal yang terbakar sudah berisi solar dan siap berlayar. Selain dari BPBD, kami juga mengerahkan kendaraan water cannon untuk membantu memadamkan kapal yang terbakar. Kami juga mengimbau kepada pengusaha kapal agar selalu hati-hati karena saya melihat sistem keamanan di pelabuhan Benoa sangat kurang karena tidak tersedianya fire hydrant," ucap jenderal bintang dua di pundak ini.
Peristiwa terbakarnya puluhan kapal di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa bermula dari percikan api di ruang mesin KM Cilacap Jaya Karya milik PT AKFI.
Baca: Semburan dari Dalam Laut Sebelah Barat Pulau Panjang Pertama Kali Diketahui Misnan
Tak lama berselang, kobaran api menjalar ke beberapa kapal milik PT. Intimas Surya dan PT. Bandar Nelayan yang berjarak sekitar 50 meter dari KM Cilacap Jaya.
Data yang diperoleh sementara, kapal yang terbakar kapal milik PT AKFI sebanyak 5 unit kapal yakni KM Cilacap Jaya Karya, KM Akau Jaya Lima, KK Bmj Satu, KM Bintang Barat dan KM Bina Sejati.
Kemudian kapal milik PT Intimas Surya yang terbakar adalah KM Hiroyosi 7, KM Permata 03, KM Permata 103, KM Permata 06, KM Permata 01, KM Mutiara 28 dan KM Mutiara 10.
Kapal milik PT Bandar Nelayan untuk sementara yang sudah didata adalah KM Bandar Nelayan 168, KM Bandar Nelayan 2019.
Selain milik ketiga perusahaan, petugas masih mendata 25 kapal lainnya yang juga turut terbakar.