Kisah Mantan Pecandu Narkoba: Dikeroyok Gara-gara Mencuri hingga Berkali-kali Direhabilitasi di RSJ
Ketika masih berusia 14-15 tahun, pria yang kini akrab disapa Broklin itu memang sudah salah pergaulan.
Editor: Dewi Agustina
Agus menyebut dia cuma sebatas ikut-ikutan teman agar diterima dalam pergaulan.
"Istilahnya waktu itu kami urunan. Keluar uang Rp 10 ribu satu orang, terus nyabu bareng-bareng," tuturnya.
Rutin menggunakan sabu membuat Agus Broklin kecanduan dan penasaran dengan barang baru.
Akhirnya kelas tiga SMA ia mulai mengenal putau. Tingkat kecanduannya pun makin bertambah.
Awalnya ia menggunakan putau seminggu sekali yang ia beli tahun 1999 seharga Rp 25 ribu satu paket.
Kecanduan terus bertambah, Agus pun akhirnya menggunakan putau empat hari sekali.
"Dari seminggu sekali awalnya, terus empat hari sekali, terus setiap hari. Nah pas setiap harinya ini benar-benar menderita saya, karena tiap hari harus dapat barang. Kalau gak dapat pasti sakau," tuturnya.
Meski aktif menjadi pengguna narkoba kala itu, namun Agus masih bisa menyelesaikan sekolahnya.
Tamat SMA, ia pun kuliah sebagaimana teman-temannya yang lain.
Namun akhirnya karena tingkat kecanduan yang sudah parah, Agus tak mampu melanjutkan kuliahnya.
Dikasih Obat Penenang
Keseharian Agus yang seorang pecandu berat membuat orangtuanya curiga dan akhirnya mengetahui bahwa anaknya telah menjadi pengguna narkoba.
"Waktu itu dosis yang saya gunakan sudah parah. Akhirnya saya direhabilitasi di RSJ Bangli tahun 2000," ujarnya.
Namun Agus justru merasa proses rehabilitasi di RSJ Bangli sangat tidak efektif. Malah ia makin terjerumus dengan narkoba.
Baca: Alat Penanak Nasi hingga Pemanggang Roti Disita dari Kamar Terpidana Korupsi di Lapas Sukamiskin
"Di sana aktivitas saya cuma makan tidur makan tidur saja. Kalau sakau dikasih obat penenang oleh dokter. Gitu-gitu aja di sana dan menurut saya kurang efektif," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.