Gerombolan Perampok Ini Sering Menyamar jadi Polisi dan Lakukan 'Razia' Untuk Pilih Korbannya
Dari ketiganya disita barang bukti sebesar Rp 1,35 miliar berbentuk ponsel, bahan baku wig, dan uang tunai Rp 150 juta.
Editor: Hendra Gunawan
![Gerombolan Perampok Ini Sering Menyamar jadi Polisi dan Lakukan 'Razia' Untuk Pilih Korbannya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kapolda-jateng-irjen-pol-condro-kirono-bintang-dua-menunjukan-barang_20180801_124007.jpg)
Laporan Reporter Tribun Jateng, Rival Almanaf
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Sepuluh orang dari tiga gerombolan pelaku kejahatan jalanan yang beroperasi di wilayah Jateng diringkus Kepolisian Daerah Jateng selama bulan Juli 2018.
Dari ketiganya disita barang bukti sebesar Rp 1,35 miliar berbentuk ponsel, bahan baku wig, dan uang tunai Rp 150 juta.
Selain itu juga dua mobil boks dan empat sepeda motor.
Kapolda Jateng, Irjen Pol Condro Kirono dalam jumpa pers ungkap kasus kejahatan jalanan menyebut ada sepuluh tersangka yang ditangkap.
Baca: Pemuda di India Rudapaksa Kambing Bunting Hingga Tewas
Dua diantaranya dilumpuhkan dengan cara ditembak di bagian kakinya.
"Sepuluh ini terdiri dari tiga kelompok, dua adalah perampok mobil boks yakni kelompok Robert dari mereka disita satu buah truk yang berisi ratusan ponsel senilai Rp 450 juta, ke dua kelompok Mujianto dari dia kami sita 1,5 ton bahan produksi wig senilai Rp 750 juta," beber Condro dihadapan awak media.
Kelompok terakhir adalah kelompok Palembang-Lampung yang ditangkap dengan barang bukti uang tunai senilai Rp 150 juta rupiah dari aksi pecah kaca di Pemalang minggu lalu.
Dari hasil pemeriksaan ketiga kelompok tersebut mengakui telah beroperasi di beberapa kota lain di Jateng, Jatim dan Jabar.
"Dua kelompok perampok mobil boks modus operandinya sama, mereka mengenakan seragam polisi, menyaru jadi penegak hukum dan melakukan razia, sasarannya sudah jelas mobil-mobil boks pengangkut barang berharga," beber Condro lebih lanjut.
Baca: Yanto Sempat Tarik-Menarik dengan Buaya Saat Berupaya Selamatkan Siswa SD
Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan razia yang mencurigakan.
Ia menyebut setiap anggota yang menggelar razia diberi surat perintah, memasang papan bertulis razia, menggunakan mobil patroli, hingga dilakukan lebih dari empat anggota polisi.
"Jadi kalau cuma satu dan dua polisi melakukan razia silakan ditanyakan surat perintahnya," bebernya.
Meski demikian, ia memastikan kepolisian saat ini masih terus menggencarkan upaya operasi pemberantasan begal dan perampok.
Bukan hanya menerjunkan tim dari Polda, namun juga setiap jajaran polres dimaksimalkan. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Menyaru Sebagai Polisi, Perampok Berseragam Gelar Razia Sebelum Beraksi, Ini Sasarannya,