Kisah Penjual Nasi Aking dari Nganjuk yang Bisa Naik Haji, Menabung sampai 15 Tahun!
Sembari memegang buku fadilah tua yang kertasnya sudah berwarna cokelat, Tarijah (73) mengaku bersyukur bisa naik haji, Senin (6/8/2018).
Editor: Tiara Shelavie
![Kisah Penjual Nasi Aking dari Nganjuk yang Bisa Naik Haji, Menabung sampai 15 Tahun!](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tarijah-atau-mbok-ijah-membaca-buku-yang-ia-bawa-ke-asrama-haji-sukolilo-surabaya_20180806_140434.jpg)
TribunJatim.com/Manik Priyo Prabowo
TRIBUNNEWS.COM – Sembari memegang buku fadilah tua yang kertasnya sudah berwarna cokelat, Tarijah (73) mengaku bersyukur bisa naik haji, Senin (6/8/2018).
Ditemui TribunJatim.com di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, nenek yang hidup bersama cucunya ini banyak bercerita.
Baginya, perjalanan menabung 15 tahun untuk biaya haji bukanlah perkara sulit atau mudah.
"Tergantung niat hati dan bahkan saya masih belum percaya bisa naik haji," ucapnya, Senin (6/8/2018).
• Inilah Identitas Tiga Jemaah Haji Embarkasi Surabaya yang Meninggal Dunia di Mekkah.
Tarijah sendiri merupakan penjual buku bekas dan nasi aking (karak) di Pasar Wage Nganjuk.
Ia juga mengatakan, banyak hal yang ia lakukan selama 15 tahun menabung, mulai tahun 2003 hingga 2018.
Mbok Ijah, sapaan akrabnya, mengatakan ia mengamalkan membaca buku fadilah yang ia dapat dari penjual.