Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Tukang Sol Sepatu di Bawah Jembatan Ampera yang Akhirnya Jadi Polisi

Berbekal sikap optimis dan pantang menyerah, M Kompas Priyogo (20), akhirnya berhasil lulus seleksi penerimaan Bintara Polri 2018

Penulis: Welly Hadinata
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kisah Tukang Sol Sepatu di Bawah Jembatan Ampera yang Akhirnya Jadi Polisi
Sriwijaya Post/Welly Hadinata
M Kompas Priyogo 

Laporan Wartawan Sripoku.com, Welly Hadinata

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Berbekal sikap optimis dan pantang menyerah, M Kompas Priyogo (20), akhirnya berhasil lulus seleksi penerimaan Bintara Polri 2018. Tercatat Kompas telah mengikuti tiga kali tes seleksi, dan untuk ketiga kalinya baru dinyatakan lulus.

Bercita-cita menjadi polisi, sudah menjadi impian Kompas dan keluarganya. Kompas berasal dari kalangan keluarga kurang mampu yang orangtuanya bekerja sebagai tukang sol sepatu.

"Alhamdulillah akhirnya saya lulus dan ikuti pendidikan Bintara Polri. Menjadi polisi sudah menjadi cita-cita saya untuk membanggakan keluarga," ujar Kompas, ketika dibincangi Sripo usai upacara dimulainya pendidikan Bintara Polri di Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Betung, Selasa (7/8/2018).

Masa-masa menjalani tahapan tes seleksi, diikuti Kompas dengan penuh semangat dan tentunya mendapatkan dukungan penuh dari kedua orangtuanya. Keterbatasan ekonomi keluarganya, tak membuat Kompas patah semangat.

Keseharian remaja yang memiliki tinggi badan 183 cm meter ini, juga bekerja sebagai tukang sol sepatu yang membantu orangtuanya dan biasa mangkal di bawah Jembatan Ampera Palembang.

"Saya tamat SMA tahun 2014 dan ikut tes polisi tapi tidak lulus. Waktu itu saya tidak lulus tes kesehatan. Kemudian saya kerja jadi office boy di perusahaan kebun sawit, namun cuma satu tahun. Setelah itu saya bantu orang tua jadi tukang sol sepatu di bawah Jembatan Ampera," ujar remaja kelahiran Palembang 26 September 1997.

Berita Rekomendasi

Mengenai persiapan kembali ikut tes seleksi Bintara Polri, Kompas mengakui terus belajar dan berolahraga secara rutin sembari disela-sela bekerja sebagai tukang sol sepatu. Serta tak lupa selalu berdoa keada Allah SWT, agar semuanya berjalan lancar.

"Pagi dan sore olahraga lari, tapi tetap bekerja bantu orang tua kerja di bawah Jembatan Ampera jahit sepatu. Saya yakin bahwa penerimaan Bintara Polri ini bersih dan saya merasa sangat bersyukur, karena bisa membuat bangga keluarga saya untuk mengabdi kepada bangsa dan negara," ujar anak kedua dari empat saudara pasangan Muhdi (53) dan Hutriana (51).(Welly Hadinata)

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas