Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bocah 16 Tahun di Buleleng Bunuh Tukang Bakso dengan Batu

Sanusi (49), korban penganiayaan di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, menghembuskan napas terakhirnya.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Bocah 16 Tahun di Buleleng Bunuh Tukang Bakso dengan Batu
net
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Sanusi (49), korban penganiayaan di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, menghembuskan napas terakhirnya.

Pedagang bakso keliling ini tewas setelah kepala belakangnya dihantam menggunakan benda tumpul diduga batu oleh pelajar berinisial NY (16).

Untuk mempertangungjawabkan perbuatannya atas hilangnya nyawa Sanusi, NY terancam tak dapat penanganan hukum secara diversi.

Saat ini polisi sedang melakukan penyelidikan dan berupaya menangkap pelaku.

Sanusi sempat dirawat di Rumah Sakit Kertha Usada, Singaraja selama empat hari.

Warga asal Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng ini meninggal Minggu (12/8).

Jenazahnya dikebumikan hari itu juga.

Berita Rekomendasi

Belum jelas apa yang menjadi motif kasus penganiayaan ini.

Keluarga almarhum saat ditemui wartawan Tribun Bali di rumah duka, Senin (13/8) enggan memberikan komentar.

Keluarga mengaku telah menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak kepolisian.

"Mohon maaf kami tidak bisa memberikan pernyataan apa-apa. Kami saat ini sedang berduka," ujar anak pertama almarhum Sanusi singkat.

Sanusi menjadi korban penganiayaan saat pada Rabu (8/8) sekitar pukul 19.00 Wita.

Ia yang saat itu baru saja usai menjalankan ibadah di Masjid Desa Pegayaman tiba-tiba dianiaya oleh NY.

Pelaku memukul bagian kepala belakang korban menggunakan benda tumpul.

Akibat kejadian ini, Sanusi sampai menjalani perawatan intensif di RS Kertha Usada Singaraja.

Namun, nyawanya tak dapat tertolong. Empat hari setelahnya, ayah tiga anak itu menghembuskan napas terakhirnya.

Kapolsek Sukasada, Kompol Gede Juli mengatakan, kasus ini telah melimpahkan kepada Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Buleleng.

"Kasusnya tetap berjalan. Karena pelakunya anak-anak, menurut undang-undang perlindungan anak, maka akan dipanggil dulu untuk dimintai keterangan. Dan itu menjadi kewenangan Polres Buleleng," ungkapnya.

Sementara KBO Reskrim Polres Buleleng, Iptu Dewa Putu Sudiasa mengatakan, korban telah meninggal dunia, maka diversi tidak berlaku.

Artinya, tidak menutup kemungkinan NY akan dikenakan hukuman penjara. Namun saat ini, polisi masih melakukan upaya lidik dan berusaha menangkap NY.

"Ya tetap kami tindaklanjuti. Pelaku dari Desa Pegayaman. Tim opsnal masih adakan upaya lidik/penangkapan. Untuk motif akan terkuak saat pelaku sudah berhasil ditangkap. Mohon bersabar ya," singkatnya.

Untuk diketahui, diversi merupakan pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana, sebagaimana disebut dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA).

Tulang Tengkorak Hancur

Kepala Bidang Keperawatan RS Kertha Usada, Ni Putu Ayu Darmadi menjelaskan, sejak diterima Rabu (8/8), hingga akhirnya meninggal dunia, Sanusi tidak sadarkan diri.

Ia meninggal di ruang ICU RS Kertha Usada Singaraja, dengan diagnosa mengalami cidera kepala berat (CKB), akibat benturan benda tumpul yang diduga batu.

Benturan yang sangat keras itu kontan mengakibatkan seluruh bagian tulang tengkorak Sanusi retak.

Yakni mulai dari bagian dahi, bagian kepala belakang, dan bagian kepala samping. Pun bagianh tulang rahangnya, juga dinyatakan patah.

"Pasien meninggal Minggu sekitar pukul 13.00 wita. Hasil analisis bagian kepala pasien di pukul dengan batu hingga membuat tulang tengkoraknya retak dan mengakibatkan pendarahan di otaknya. Sudah sempat diambil tindakan operasi. Namun kondisi pasien kian hari semakin memburuk," ujarnya.

Ayu Darmadi menduga, kepala korban Sanusi dihantam dengan menggunakan batu dari arah yang dekat hingga berulang-ulang kali. Korban pun dinilai tidak sempat melakukan perlawanan.

Sebab, luka hanya berada di areal kepala.

"Kepalanya remuk sekali. Tidak dalam perlawanan kayaknya. Sudah sempat dioperasi, namun pendarahan dikepalanya aktif," jelasnya. (Ratu Ayu Astri Desiani)

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas