Tak Ikut Salat Zuhur Berjamaah, Siswa SMK di Purwokerto Kena Hajar Oknum Guru
IA tak menyangka, peristiwa apes bakal menghampirinya siang itu. Ia dan teman-temannya jadi sasaran amarah sang guru
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, PURWOKERTO - Peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru terhadap siswa SMK Tujuh Lima 2 Purwokerto melahirkan keprihatinan banyak pihak.
IA tak menyangka, peristiwa apes bakal menghampirinya siang itu. Ia dan teman-temannya jadi sasaran amarah sang guru.
Selepas zuhur, ketenangan di sebuah ruang kelas berubah menegangkan. Sejumlah siswa yang tengah duduk rapi dan siap menerima pelajaran justru jadi sasaran amukan sang guru, IT.
IT tiba-tiba menghampiri beberapa siswanya dan menanyakan perihal salat jamaah yang tak mereka ikuti barusan.
Tanpa diduga, IT yang naik pitam menghajar beberapa muridnya satu persatu. IA menghitung empat kali pukulan tangan IT sempat menghujani kepalanya.
"Tidak luka. Cuma habis dipukul itu kepala saya pusing," katanya.
IA sebetulnya menyadari kesalahannya lantaran tak mengikuti salat zuhur berjamaah yang dianjurkan pihak sekolah. Ia pun tidak keberatan jika sang guru memarahinya atas kesalahan yang ia lakukan.
Tetapi jika ekspresi kemarahan itu di luar batas kewajaran, tentu saja dia tak terima. IA mengaku tak ke masjid karena tertinggal mengikuti jamaah salat.
Karena itu, dia dan teman-temannya memilih berdiam di dalam kelas sembari menunggu pelajaran selanjutnya.
"Kalau saya gak jamaah karena ketinggalan. Ada yang capek, ada yang tiduran di kelas," katanya.
Tetapi ia tak menyangka, kemarahan gurunya itu dilampiaskan dengan kekerasan. Padahal, IA mengaku, seandainya IT menyuruhnya baik-baik agar menyusul salat zuhur di masjid, dia pasti akan lakukan.
IA menyesalkan tindakan gurunya yang kelewat batas dalam menghukum siswanya. Tetapi dia memilih untuk memaafkan gurunya meski merasa dirugikan.
IA hanya berharap, gurunya itu tak mengulangi perbuatannya lagi yang bisa membuat para siswa tak menyeganinya. Meski permasalahan itu selesai secara kekeluargaan, IA sempat berharap tidak diajar lagi oleh IT.
Tetapi apalah daya, karena jumlah guru yang terbatas, ia dan teman-temannya kemungkinan besar masih akan sering bertatap muka dan diajar oleh IT.
"Ya tidak apa-apa diajar lagi. Yang penting tidak diulangi lagi," katanya
Penulis: khoirul muzaki
Berita ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul: BEGINI Pengakuan Siswa-siswa SMK yang Dipukul Oknum Guru di Purwokerto
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.