Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Relawan Bencana Kabandungan Resmi Dibentuk

terbentuknya relawan Kabandungan ini atas keinginan warga dan difasilitasi oleh Star Energy Geothermal Salak Ltd

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Relawan Bencana Kabandungan Resmi Dibentuk
Istimewa
Tim relawan Kabandungan yang dibentuk atas keinginan warga dan difasilitasi oleh Star Energy Geothermal Salak, Ltd. (SEGS). 

Kepala Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sukabumi, Dudung Abdullah dalam kesempatan tersebut mengapresiasi terbentuknya Relawan Bencana Kabandungan (RBK).

Menurut dia, karena berada di kawasan rentan bencana, masyarakat harus peduli terhadap potensi bencana dan tahu cara meminimalisasi dampak bencana.

Ada tiga tahapan yang dilakukan untuk meminimalisasi dampak bencana, yaitu pra bencana, saat bencana, dan pascabencana.

Baca: Pupuk Indonesia Siap Salurkan Bantuan untuk Musibah Puso di Sulawesi Selatan

"Masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah harus bersama-sama guna mengurangi dampak risiko bencana," ujar Dudung saat memberikan materi tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Pengurangan risiko bencana juga harus melibatkan dunia pendidikan melalui sosialisasi dan pelatihan dalam rangka pengembangan kapasitas masyarakat ketika menghadapi bencana.

Dalam menghadapi bencana, masyarakat harus mengenal jenis-jenis bencana, lingkungan tempat tinggal mereka, dan membuat rencana mitigasi bencana.

Setelah itu, mereka harus mempu mengambil solusi atas potensi bencana yang terjadi dan membuat sistem peringatan dini yang disepakati bersama.

Berita Rekomendasi

Kepala Stasiun Klimatologi Bogor, Budi Suhardi mengungkapkan, wilayah Indonesia memang rentan terhadap bencana alam, termasuk di Kabupaten Sukabumi.

Dari berbagai bencana alam, pada kesempatan tersebut, Budi lebih menyoroti terhadap potensi gempa bumi. Pasalnya, tidak hanya di Lombok, Kabupaten Sukabumi juga memiliki potensi yang sama dan masyarakat Kabupaten Sukabumi sering merasakan gempa bumi.

Menurut Budi, potensi gempa bumi di Jawa Barat terjadi karena di wilayah ini terdapat tiga sesar, yaitu Sesar Lembang, Sesar Cimandiri, Sesar Baribis, dan Sesar Garsela.

Walau pengetahuan terus berkembang, sampai sekarang para ilmuwan belum bisa memprediksi secara tepat waktu dan lokasi terjadinya gempa bumi.

Menurut, Budi, yang terpenting dilakukan adalah menyiapkan mitigasi bencana, jalur evakuasi, hingga titik kumpul apabila terjadi bencana untuk mengurangi resiko bencana.

Budi juga meminta, masyarakat tidak percaya informasi berita bohong atau hoax terkait bencana.

“Jangan langsung menyalahkan pihak-pihak tertentu saat gempa bumi, tunggu informasi dari BMKG. BMKG memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi kejadian gempa bumi secara cepat dan akurat,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas