Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gunung Merapi Tidak Dalam Kondisi Kritis Meski pada Fase Erupsi Magmatik

Visual kubah lava baru Gunung Merapi, Kamis pukul 07.00 WIB terpantau dari CCTV BPPTKG Yogyakarta nampak makin bertambah gundukan materialnya.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Gunung Merapi Tidak Dalam Kondisi Kritis Meski pada Fase Erupsi Magmatik
Tribun Jogja/Yudha Kristiawan
Visual kubah lava baru Gunung Merapi (anak panah merah), Kamis (30/8/2018) pagi melalui CCTV BPPTKG Yogyakarta, Kamis (30/8/2018). TRIBUN JOGJA/YUDHA KRISTIAWAN 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Yudha Kristiawan

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Visual kubah lava baru Gunung Merapi, Kamis (30/8/2018) pukul 07.00 WIB terpantau dari CCTV BPPTKG Yogyakarta nampak makin bertambah gundukan materialnya.

Kepulan asap putih dengan intensitas rendah juga terlihat keluar dari bibir kawah sisi tenggara, tepat di bawah gundukan material kubah lava baru.

Posisi material kubah lava baru Gunung Merapi tersebut masih berada di area kawah atau bisa disebut volume material kubah lava baru belum memenuhi kawah sehingga material belum turun dari kawah Gunung Merapi.

Hal ini disampaikan oleh Subandrio, ahli Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta (Penyelidik Bumi Madya) saat ditemui Tribunjogja.com di kantornya pagi ini, Kamis (30/8/2018).

Baca: Para Pengungsi Heran Dedi Mulyadi Tak Menolak Ditawari Menginap di Tempat Pengungsian

Sementara itu soal efek terjadinya aktivitas tektonik di luar tubuh Gunung Merapi, Subandrio menjelaskan, hingga berita ini diturunkan, terjadinya gempa bumi yang berpusat di barat daya Kabupaten Gunungkidul belum memberi pengaruh pada aktivitas Gunung Merapi.

Menurut Subandrio, gempa bumi atau aktivitas tektonik di dalam tubuh Gunung Merapi bisa langsung berpengaruh saat kondisi aktivitas Gunung Merapi dalam tahap kritis.

Berita Rekomendasi

Saat berada di tahap kritis ini gangguan berupa gempa bumi bisa memicu terjadinya awan panas.

Tahap kritis adalah saat di mana kondisi volume kubah lava sudah mencapai maksimal dalam kondisi tidak stabil atau ketika ada kondisi migrasi magma disertai campuran gas jenuh serupa erupsi Gunung Merapi pada tahun 2006 silam.

"Saat ini tidak dalam kondisi kritis meskipun dalam fase erupsi magmatik artinya dia tidak jenuh, tidak terganggu secara langsung oleh gempa bumi," kata Subandrio.

Baca: Mobil Ormas Kepemudaan Dirusak ketika Melintas di Jalur Puncak Bogor

Subandrio menambahkan, aktivitas Gunung Merapi menurut analisis ahli Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta ini masih dalam keadaan bisa diprediksi.

Sebab, siklus erupsi Gunung Merapi kali ini sejak terjadinya erupsi minor pada tanggal 11 Mei 2018 lalu berbeda dengan erupsi tahun 2010.

Ia menyebut Gunung Merapi memasuki siklus erupsi baru.

"Semua (aktivitas Gunung Merapi) masih predictable menurut saya. Ini berdasarkan hasil evaluasi kita pasca terjadinya erupsi minor pertama kali tanggal 11 Mei 2018. Kita duga akan erupsi magmatik dari Mei ke Agustus, terbukti terjadi, kita sudah katakan, karena gas duluan keluar, magma yang keluar terlambat, efusif lambat," terang Subandrio.

Sementara itu, data terkini yang dirilis BPPTKG Yogyakarta, volume kubah lava baru Gunung Merapi untuk periode 18 hingga 29 Agustus 2018 mencapai 50.000 m3 dengan pertumbuhan volume perhari mencapai 5.200 m3.

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Tak Terganggu Gempa, Gunung Merapi Tidak Dalam Kondisi Kritis

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas