Komunitas Punk di Bali Galang Dana untuk Korban Gempa Lombok
Konser punk bertajuk Charity Concert For Lombok, diselenggarakan di Lapangan Yayasan Pembangunan, Jalan Danau Buyan III, No 3, Sanur, Denpasar.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Di bawah panggung, suasana tiba-tiba riuh-rendah dalam bisingnya lagu Anjing Koruptor.
Ratusan pemuda dengan celana ciut, jaket penuh emblem, sepatu bot, badan penuh tato, dan rambut mohawk berpogo ria.
Mereka menggoyangkan badan, kepala, tangan, dan kaki mereka ke segala arah mengikuti tempo musik.
Konser punk bertajuk Charity Concert For Lombok itu, diselenggarakan di Lapangan Yayasan Pembangunan, Jalan Danau Buyan III, No 3, Sanur, Denpasar, Minggu (2/9/2018) dari pukul 14.00 sampai 22.00 Wita malam.
Siapa saja yang masuk ke areal konser, dimintakan sumbangan sukarela minimal Rp 10 ribu per orang.
Meski penampilan mereka selama ini condong dinilai negatif dan dianggap bak preman jalanan, namun jangan salah.
Konser musik punk yang dinaungi oleh Komunitas Punk Reformasi itu adalah sebuah upaya penggalangan dana untuk korban gempa Lombok.
Nantinya, hasil konser yang menghadirkan lebih dari 20 band punk ternama di Bali itu bakal disumbangkan 100 persen untuk korban bencana di Lombok.
Sebelumnya, Minggu (19/8/2019), dua pekan lalu, konser serupa juga digelar di Taman Baca Kesiman, Denpasar.
Waktu itu, ada sekitar 22 band besar sekaliber Djihard, Total Vandal, The Disland, Total Idiot, Rejeck, dan puluhan band punk lain dari seluruh kabupaten/kota di Bali yang tampil dalam acara yang bertajuk In Charity Punk Reformasi Bali For Lombok. Bahkan, puluhan band tersebut tampil tanpa dibayar sepeserpun.
Dari acara amal atau charity Punk Rerormasi itu, duit yang berhasil mereka kumpulkan tidak main-main, yaitu sebesar Rp 26 juta.
Jumlah tersebut terkumpul dari donasi pengunjung konser, para sponsor dan berbagai komunitas punk. Saat konser punk berlangsung, teriakan lagu-lagu dengan lirik perlawanan terus menggema.