Tambang Emas Tradisional di Pegunungan Gampong Pulo Renggut 3 Nyawa
Insiden tewasnya tiga penambang emas ilegal terjadi setelah dilakukan prosesi peusijuek di lokasi lubang
Editor: Eko Sutriyanto
Akhirnya Saiful Amri juga tak merespons panggilan hingga suasana pun berubah panik.
Murtada pun menyusul turun ke dalam lubang untuk memastikan apa yang telah terjadi pada kedua pekerjanya.
Anehnya, Murtada juga tidak menggunakan oksigen yang disuplai dari blower (mesin penyuplai oksigen).
“Ternyata setelah satu jam ketiganya tidak muncul. Tanpa menunggu lebih lama, Fahrul (adik kandung Murtada) turun ke lubang galian menggunakan oksigen. Saat itulah diketahui kalau Murtada bersama kedua pekerjanya sudah tak bernyawa di dasar lubang. Secepatnya Fahrul menginformasikan apa yang terjadi dan selanjutnya proses evakuasi ketiga jenazah dilakukan,” kata Kapolsek Geumpang.
Proses evakuasi ketiga jenazah dari lubang tambang berlangsung relatif cepat karena lokasi tambang tidak diguyur hujan.
Sekitar pukul 15.40 WIB ketiga jenazah berhasil dikeluarkan dari lubang tambang dan selanjutnya melewati jalan setapak ditandu dengan melibatkan aparat TNI/Polri dan masyarakat ke pinggiran jalan nasional di kawasan Alue Baroe, Kecamatan Geumpang.
“Pukul 18.00 WIB, ketiga jenazah tiba di Puskesmas Geumpang untuk kepentingan visum sebelum diserahkan kepada keluarga masing-masing,” kata Agustiar.
Keuchik Blang Dalam, Armia Hanafiah yang dihubungi Serambi, Senin (3/9) mengatakan, Murtada meninggal saat menolong dua pekerja yang sudah lebih dulu masuk ke lubang galian.
Namun ketiganya menemui ajal akibat kekurangan oksigen.
Jenazah Murtada dikebumikan di Gampong Blang Dalam, Minggu (2/9) sekitar pukul 00.00 WIB. Almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga anak yang masih duduk di bangku SD.
Sementara jenazah Pendi dan Saiful dipulangkan ke kampung halaman masing-masing pada malam itu juga sekitar pukul 23.00 WIB. (naz)