Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Guru Agama di Unggaran Diduga Lakukan Pelecehan Seks Siswi SD, Begini Tanggapan Anggota Dewan

Dan yang menjadi pertanyaan sekaligus keheranan saya secara pribadi, kok oknum guru agama pelakunya.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Guru Agama di Unggaran Diduga Lakukan Pelecehan Seks Siswi SD, Begini Tanggapan Anggota Dewan
Ilustrasi Korban Pelecehan Seksual 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Deni Setiawan

TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN - Pernyataan awal saat Tribunjateng.com meminta tanggapan terkait kasus tindak pelecehan seksual oleh oknum guru terhadap anak didiknya di SDIT Assalamah Ungaran Kabupaten Semarang, Lily Sri Wachiduni Choiriyah berkali-kali mengucap istighfar.

"Saya sudah mendengar kasus tersebut pada Sabtu (1/5/2018) lalu. Dan yang menjadi pertanyaan sekaligus keheranan saya secara pribadi, kok oknum guru agama pelakunya. Guru agama --oknum-- kok kelakuannya seperti itu," ucapnya.

Kepada Tribunjateng.com, Rabu (5/9/2018), Lily yang merupakan Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Semarang itu pun mengapresiasi terhadap langkah cepat dan tegas yang dilakukan pihak sekolah yakni melalui mengeluarkan oknum guru tersebut dari sekolah.

"Apabila perlu dan mungkin sebagai efek jera, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga (Disdikpora) Kabupaten Semarang bisa membuat edaran untuk seluruh sekolah agar tidak menerima oknum guru tersebut seandainya kelak mendaftarkan diri," tandasnya.

Menurutnya, tindakan itu harus diambil. Apabila tidak, secara langsung maupun tidak langsung akan membuat trauma korban berkelanjutan.

Tidak hanya saat ini melainkan pula di kemudian harinya. Terlebih jika ternyata pelakunya memiliki riwayat penyakit seksual.

Berita Rekomendasi

"Kami juga harapkan, meskipun korban telah masuk sekolah kembali, para orangtua bersangkutan dapat senantiasa memantau perkembangan psikologis anak. Apabila ada hal yang berubah, dapat segera berkonsultasi kepada dinas terkait," ucapnya.

Apapun, lanjutnya, orangtua adalah sosok pendamping yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh anak.

Demikian juga pihak sekolah harus mampu menciptakan kondisi nyaman dan aman terhafap korban saat mengikuti kegiatan belajar mengajar.

"Jangan sampai korban sudah mau berangkat ke sekolah kembali, malah dijauhi atau dianggap tukang ngadu dan lainnya."

"Itu justru akan menyimpan beban trauma berkelanjutan. Semestinya pihak sekolah berterima kasih ketika itu mencuat sehingga tidak ada korban selanjutnya," tukasnya.

Warga Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang itu juga mengapresiasi terhadap langkah berani para orangtua yang tegas dan tidak malu membeberkan ke publik atas permasalahan yang menimpa anak mereka.

"Ini bukan persoalan aib. Tetapi setidaknya jadi pelajaran semua pihak khususnya pihak sekolah untuk lebih peka terhadap apa saja yang ada di lingkungannya.

Satu di antaranya perlu serius memfilter guru yang masuk. Jangan sekadar ilmu yang tinggi, tetapi juga track record dalam kehidupan kesehariannya perlu dilihat," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas