ACT Buka Pusat Informasi di Sejumlah Tempat Antisipasi Informasi Hoax terkait Gempa Lombok
Aksi Cepat Tanggap (ACT) membuka akses informasi kepada masyarakat melalui program Information Center atau Pusat Informasi Gempa lombok.
Penulis: Dewi Agustina
Hingga akhir bulan ini, diharapkan 1000 unit shelter rampung dibangun.
"Sehingga sebelum musim hujan tiba, saudara-saudara kita bisa menempati tempat yang layak," tambahnya.
Komunitas Motor Trail
Sementara itu, Kepala Cabang ACT NTB Lalu Muhammad Alfian mengabarkan mekanisme sebuah permintaan bantuan dari masyarakat hingga dapat direalisasikan.
"Setelah adanya pengaduan masyarakat, tim ACT akan melakukan verifikasi di lapangan, jika sudah sinkron dengan pengaduan yang masuk, terakhir barulah dilakukan implementasi penyaluran bantuan sesuai kebutuhan. Mekanisme ini berlaku bagi siapapun termasuk wartawan yang ingin mengadukan temuan lapangan," ungkap orang nomor satu di ACT cabang NTB tersebut.
Ditambahkannya, untuk mengatasi beberapa daerah belum mendapatkan bantuan akibat akses yang sulit, ACT saat ini dibantu oleh relawan dari sebuah komunitas motor trail.
"Selain kami memiliki 4 unit kendaraan off-road roda dua ini, ACT juga memiliki relawan dari komunitas trail yang siap membantu menyalurkan bantuan ke wilayah yang sulit dijangkau," ungkap Alfian.
Sedangkan kordinator posko lapangan Sutaryo mengungkapkan, posko ACT saat ini sudah ada di semua kabupaten dan kota se-NTB termasuk di Sumbawa dan Sumbawa Barat.
"Sebanyak 183 posko sudah hadir disini dari Lombok hingga Sumbawa. Posko ini kemungkinan akan bertambah karena banyak daerah-daerah yang terlaporkan belum dijangkau," ungkapnya.
Dari 183 posko tersebut, sebagian di antaranya adalah dapur umum. Di dapur umum ini, para relawan ACT juga dibantu para ibu-ibu korban gempa.
Dengan dukungan ibu-ibu tersebut, menurut Sutaryo memiliki dampak positif bagi tahap recovery kejiwaan para pengungsi itu sendiri.
Baca: 3 Oktober Asosiasi Manufaktur Mobil Jepang Gelar Tokyo Motor Festival, Saingan Tokyo Motor Show?
"Hal ini membuat masyarakat tidak merasa berada di pengungsian, karena menu makanan yang diperolah masyarakat merupakan menu masakan sehari-harinya hasil olahan warga mereka sendiri," ungkapnya.
Diakui Sutaryo, semangat relawan dan korban gempa sangat luar biasa. Mereka kuat dan tegar menghadapi musibah gempa ini.
"Bantuan ibu-ibu di dapur umum itu menjadi buktinya," imbuhnya.