Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gebyar Batik 2018 Merupakan Ajang Desainer Kulonprogo Ekspresikan Karyanya

Puluhan kelompok perajin batik di Kulonprogo unjuk karya dalam Gebyar Batik 2018 yang digelar pada 7-9 September ini di Alun-alun Wates.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Gebyar Batik 2018 Merupakan Ajang Desainer Kulonprogo Ekspresikan Karyanya
IST
Peragaan busana karya desainer Kulonprogo dalam Gebyar Batik 2018 di Alun-alun Wates. Acara ini merupakan ajang pendahuluan menyambut Jogja International Batik Biennale 2018 pada 2-6 Oktober 2018 di Kota Yogya. 

TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Puluhan kelompok perajin batik di Kulonprogo unjuk karya dalam Gebyar Batik 2018 yang digelar pada 7-9 September ini di Alun-alun Wates.

Acara ini merupakan ajang pendahuluan untuk menyambut gelaran nasional Jogjakarta International Batik Biennale 2018 pada 2-6 Oktober 2018 di Kota Yogya.

Ajang tersebut digelar oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) DIY, serta Pemerintah Kabupaten Kuloprogo.

Selain pameran produk industri kecil menengah (IKM) batik, Gebyar Batik 2018 juga bakal diramaikan dengan peragaan busana dan bincang-bincang seputar produk tekstil nusantara tersebut.

Juga, ada program Ayo Membatik untuk kalangan pelajar sebagai bagian dari upaya regenerasi. Pada pembukaan acara, Jumat (7/9/2018), ditampilkan peragaan busana batik oleh para pejabat di lingkup instansi Kulonprogo dan karya para finalis lomba desain batik dari perancang busana setempat.

"Kami menilai perkembangan batik di Kulonprogo cukup progresif. Meski motif dasarnya berupa geblek renteng itu cukup sederhana namun cukup variatif dari segi bentuk dan warna."

"Jadi, kami angkat batik tersebut dalam agenda ini melalui fashion show oleh desainer Kulonprogo," kata Kepala Disperindag DIY, Tri Saktiyana.

Berita Rekomendasi

Perkembangan batik di Kulonprogo itu menurutnya juga sejalan dengan semangat menjaga kelestariannya di DIY.

Apalagi, batik telah ditetapkan sebagai budaya tak benda warisan dunia oleh UNESCO dan Yogyakarta didaulat menjadi kota batik dunia oleh World Craft Council.

Upaya pertanggungjawaban terhadap predikat itu perlu terus dilakukan, termasuk di antaranya melalui event JIBB nanti yang mengusung tema Innovation for Sustainable Future atau inovasi untuk masa depan berkelanjutan.

"Ini berkaitan juga dengan upaya regenerasi terhadap budaya batik itu sendiri. Bahwa batik itu untuk semua, bukan hanya untuk orang tua. Bukan hanya untuk Yogya tapi juga Indonesia,"jelas Tri.

Wakil Ketua Dekranas DIY, Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GKBRAY) Adipati Paku Alam X berharap dari even Gebyar Batik serta JIBB nanti, batik semakin dicintai masyrakat secara luas.

Ini juga menjadi langkah dalam menghadang gempuran produk tekstil dari luar maupun tekstil printing bermotif batik.

"Dengan mencintai produk kita sendiri, produk luar tidak akan diharapkan hadir di sini. Saya megnajak masyarakat untuk lebih mencintai batik,"kata dia.

Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo menyebut adanya rangkaian acara seputar batik ini akan memotivasi pelaku usaha batik dalam berkarya.

Serta meningkatkan lagi upaya pelestarian batik sehingga membangkitkan sektor perekonomian, pariwisata, dan budaya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas