Afandi Ajukan Permohonan Suntik Mati, Matanya Berkaca-kaca Saat Ceritakan Alasan Pilih Suntik Mati
Seorang pria asal Desa Timbang Rt 5 Rw 2, Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang mengajukan permohonan diri untuk disuntik mati
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Budi Susanto
TRIBUNNEWS.COM, BATANG - Seorang pria asal Desa Timbang Rt 5 Rw 2, Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang mengajukan permohonan diri untuk disuntik mati karena tak tahan dengan penyakit yang ia derita selama 14 tahun.
Pria 48 tahun itu bernama Afandi ayah dari dua anak bernama Khamilatun (21) dan Imam Muhklis (15) yang telah mengajukan permohonan suntik mati ke Kejaksaan Negeri Batang dan Jateng tahun lalu.
Beratnya beban membiayai keluarga dan sakit yang ia derita belasan tahun, membuatnya berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
Afandi menerangkan, ia telah mengajukan permohonan tersebut pada 2017 lalu karena tak kuat menerima beratnya cobaan hidup.
"Mau bagaimana lagi, saya sudah berobat ke berbagai tempat namun tidak kunjung sembuh. Sementara biaya untuk mencukupi keluarga harus dibantu tetangga dan sanak saudara," jelasnya sembari terbaring lemas di ranjangnya, Jumat (14/9/2018).
Mata pria tersebut terus berkaca-kaca, saat menceritakan kisah hidupnya sebelum ia jatuh sakit dan tak berdaya di dalam kamarnya.
"Dulu saya bekerja sebagai kuli bangunan, namun 14 tahun lalu saya jatuh sakit, saat itu dua anak saya masih kecil."
"Empat tahun terakhir ini penyakit saya semakin parah, bahkan untuk melihat kondisi anak-anak saja saya tidak sanggup, kalau bunuh diri tidak dilarang agama sudah saya lakukan dari dulu," ujarnya.
Pria 48 tahun itu menerangkan sakit yang ia derita berasal dari perutnya, dan mengakibatkan ia tak mampu bangkit dari ranjang bertahun-tahun.
"Saya tidak tahu sakit apa yang saya derita, rasanya seperti ada durian di dalam perut saya, saat bernafas rasanya sakit sekali," tambahnya.
Berbagai cara sudah ditempuh keluarga Afandi untuk mengobati penyakit tersebut, bahkan hingga harta benda keluarga Afandi habis pemyakitnya tak kunjung hilang.
"Dari pengobatan herbal, ataupun rumah sakit yang ada di Batang sudah saya coba, namun hasilnya nihil hingga saya putus asa."
"Dan 2017 lalu saya mengirim permohonan ke Kejaksaan Negeri Batang dan Kejati Jateng terkait permohonan suntik mati, namun sampai saat ini belum ada tanggapan," timpalnya. (*)