Dua Kubu Pro dan Kontra Jokowi Bentrok di Medan, Ini Fakta-faktanya
Dua massa pro dan kontra Jokowi bentrok saat melakukan unjuk rasa di depan Kantor DPRD Sumut, pada Kamis
Editor: Hendra Gunawan
![Dua Kubu Pro dan Kontra Jokowi Bentrok di Medan, Ini Fakta-faktanya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/aksi-unjukrasa-di-depan-gedung-dprd-sumatera-utara-kamis-2092018_20180920_190238.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Dua massa pro dan kontra Jokowi bentrok saat melakukan unjuk rasa di depan Kantor DPRD Sumut, pada Kamis (20/9/2018).
Unjuk rasa dari dua massa ini pun mendapat pengamanan ketat pihak kepolisian.
Berikut fakta-fakta kronologis yang dirangkum Tribun-Medan.com saat terjadinya bentrok:
1. Sama-sama gelar unjuk rasa
Dua kelompok massa ini sebelumnya sama-sama menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Sumatera Utara.
Satu kelompok mengatasnamakan Komunitas Masyarakat Cinta NKRI.
Kelompok (massa) ini berkisar puluhan orang.
Mereka meminta seluruh elite politik menghentikan isu SARA untuk kepentingan Pemilu 2019.
Massa mempersoalkan maraknya kritik kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo. Salah satu di antaranya terkait isu melemahnya rupiah secara global dijadikan kepentingan politik di dalam negeri.
Selanjutnya, tak lama setelah Komunitas Masyarakat Cinta NKRI ini berunjuk rasa di depan gerbang Gedung DPRD Sumut, tiba-tiba seratusan orang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa se-Kota Medan juga datang ke lokasi yang sama.
2. Meminta Jokowi-JK Mundur
Massa yang mengatasnamakan mahasiswa di Medan itu melakukan aksi demo untuk mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Kelompok ini meminta agar Jokowi-JK mundur dari jabatan. Alasannya karena tidak mampu memperbaiki kondisi perekonomian.
"Jokowi tidak perlu turun tahun 2019. Tapi turun hari ini juga," teriak salah seorang massa dari kontra yang belakangan diketahui bernama Hendra Boang Manalu, yang disebut-sebut sebagai Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).