Tak Kebagian Elpiji Bersubsidi Seorang Warga di Rohul Mengamuk
Meski ada, LPG 3 kg harus ditebus dengan harga mahal, di atas harga eceran tertinggi atau HET. Bahkan ada dijual sampai Rp50 ribu per tabung.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunrohul.com, Donny Kusuma putra
TRIBUNNEWS.COM, PASIRPANGARAIAN - Kelangkaan Liquefied Petroleum Gas atau LPG atau elpiji 3 kilogram (kg) di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) makin menimbulkan keresahan masyarakat di 16 kecamatan.
Terutama sejak dua pekan ini, gas bersubsidi tersebut sulit sekali ditemukan.
Meski ada, LPG 3 kg harus ditebus dengan harga mahal, di atas harga eceran tertinggi atau HET. Bahkan ada dijual sampai Rp50 ribu per tabung.
Saking kesal sulit mendapatkan LPG 3 kg, seorang warga Kecamatan Tandun bernama Despandri mengamuk di sebuah pangkalan LPG 3 kg bersubsidi Demostik Gas Region I di Kelurahan Tandun, Kecamatan Tandun pada Senin sore (17/9/2018).
Baca: Dua Kubu Pro dan Kontra Jokowi Bentrok di Medan, Ini Fakta-faktanya
Ia marah ke karyawan pangkalan sambil mempertanyakan mengapa gas tersebut cepat sekali habis. Beberapa di antara mereka mencoba menenangkan.
Tak pelak tindakan Despandri menarik perhatian warga yang sedang berada di SPBU tersebut.
Kepada Tribunrohul.com, Jumat (21/9/2018) Despandri menuturkan insiden yang dialaminya tersebut.
Ia mengatakan di saat masyarakat sulit mendapatkan LPG 3 kg bersubsidi, oknum pangkalan persis berada di seberang SPBU Tandun tersebut dinilai seenaknya menjualnya ke oknum pengecer yang datang menggunakan sepeda motor membawa keranjang.
"Saya marah karena masyarakat Tandun saat ini sulit mendapatkan LPG 3 kg ini. Kalaupun ada harganya mahal. Saya kasihan kepada mereka," katanya.
Despandri berharap, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Rohul, bisa melakukan pengawasan ketat terhadap seluruh agen dan pangkalan, yang terkesan LPG 3 Kg bersubsidi ini tidak tepat sasaran.
"Jadi tolong Disperidag bekerjalah sesuai dengan tupoksi Anda, kalau seperti ini masyarakat yang seharusnya mendapat malah tidak dapat," imbuhnya.
Despandri mengaku, kemarahaan mereda saat Kapolsek Tandun, AKP Nurman dan anggota tiba, bahkan pada kesempatan tersebut kapolsek ikut membagikan LPG 3 kg ke warga dengan harga sesuai HET.
Bukan itu saja, mendengar ada warga "ngamuk" gara-gara LPG 3 kg bersubsidi, petugas dari Disperindag Rohul langsung turun ke Kecamatan Tandun dan mengumpulkan pemilik pangkalan.
Terkait Soal adanya kisruh LPG 3 kg bersubsidi di Kecamatan Tandun dibenarkan Sekretaris Disperindag Kabupaten Rohul, Firdaus, ia mengaku, masalah tersebut telah ditindaklanjuti oleh dinasnya.
Ia mengungkapkan, dari pengakuan para agen dan pangkalan, kelangkaan LPG 3 kg bersubsidi terjadi lebih disebabkan karena pengurangan kuota oleh Pertamina sekitar 50 persen.
"Disperindag Rohul akan menggelar rapat membahas LPG 3 kg bersubsidi yang sedang langka saat ini," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Kesal Sulit Dapatkan LPG 3 Kg, Seorang Warga Tandun 'Ngamuk' di Pangkalan,