Ratusan Polisi di Blitar Ngajar di Sekolah Menggantikan Guru Honorer yang Mogok Massal
Sejumlah anggota Polres Blitar turun tangan mengajar ke sekolah-sekolah.Mereka menggantikan posisi guru honorer yang tidak masuk kelas karena demo
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MALANG- Sejumlah anggota Polres Blitar turun tangan mengajar ke sekolah-sekolah.
Mereka menggantikan posisi guru honorer yang tidak masuk kelas karena mengikuti aksi demonstrasi dan mogok massal.
Kapolres Blitar AKBP Anissullah M Ridha mengatakan, pihaknya berinisiatif mengisi ruang kelas yang ditinggal para gurunya supaya proses belajar mengajar di sekolah tetap berlangsung.
"Inisiatif dari kita Polres untuk membantu masyarakat. Perintah atasan memang, apa yang bisa kita lakukan untuk membantu masyarakat, lakukan. Di sekolah tidak ada guru, kita kerjakan," katanya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (26/9/2018) malam.
Anissullah menjelaskan, aksi polisi mengajar di sekolah berlangsung sejak Senin (24/9/2018), pada hari pertama para guru honorer di Kabupaten Blitar mogok massal dan berunjuk rasa.
Pada Rabu, ratusan guru honorer itu menggelar aksi demonstrasi yang berpusat di depan Gedung DPRD Kabupaten Blitar. Rencananya, aksi guru honorer tersebut akan berlangsung hingga Sabtu (29/9/2018).
Selama ruang kelas masih ada yang kosong karena ditinggal gurunya, Anissullah akan meminta sebagian anggotanya untuk mengajar menggantikan guru yang tidak masuk kelas.
"Sudah mulai Senin (anggota polisi mengajar). Kita lihat, kalau besok guru honorer belum masuk, kita masuk," katanya.
Anggota polisi yang mengajar ke sekolah merupakan anggota polisi yang tidak mendapatkan tugas untuk menjaga pengamanan aksi demonstrasi.
Total ada sekitar 150 anggota polisi yang masuk ke sekolah di 16 kecamatan di Kabupaten Blitar. Mereka mengajar di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
"Kita punya 16 kecamatan. Ada lima sampai enam sekolah tiap kecamatan yang kita masuki," katanya.
Materi yang disampaikan kepada siswa beragam. Ada yang mengajar mata pelajaran yang dikuasainya.
Jika tidak memiliki kemampuan mata pelajaran yang spesifik, anggota polisi itu mengajar tentang sopan santun dalam bergaul serta pengenalan anti hoaks.
"Mengajar materi yang dikuasai oleh anggota. Kalau misalnya tidak, diarahkan kepada materi universal. Pengenalan anti hoaks."
"Kita ingin mengantisipasi sejak dini terkait menangkal informasi hoaks," katanya. (Kontributor Malang, Andi Hartik)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi di Blitar Mengajar Siswa yang Ditinggal Gurunya Ikut Demo"
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.