Warga Menjarah Makanan di Supermarket Untuk Bertahan Hidup
Pasca Gempa 7,7 Skala Ricther (SR) di tiga daerah Sulawesi Tengah (Sulteng), semakin memperpuruk kondisi warga.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Pasca Gempa 7,7 Skala Ricther (SR) di tiga daerah Sulawesi Tengah (Sulteng), semakin memperburuk kondisi warga.
Mulai dari keterbatasan berkomunikasi, mengevakuasi para korban meninggal, belum adanya tenda-tenda darurat dan bahkan kelaparan yang semakin parah.
Akibat kelaparan yang semakin parah dan belum ada solusi untuk menjawab keadaan ini. Para warga yang terkena bencana ini akhirnya bergerak sendiri.
Baca: Kota Palu Mencekam, Air Teluk Palu Sudah Naik
Survive atau mempertahankan hidup dilakukan dengan aksi penjarahan (tak lazim) dilakukan ribuan warga Palu diberbagai titik di pusat Kota Palu, jadi tontonan yang biasa ditengah kondisi bencana.
Aksi Survive warga dan keluarga korban gempa dan gelombang tsunami seakan-akan dilegalkan oleh pihak Pemerintah karena aksi ini berjalan secara masif.
Tapi, Kapendam XIII Merdeka Kolonel Inf. Muhammad Thohir menegaskan, terkait aksi penjarahan yang beredar ini telah diijinkan Pemerintah adalah tidak benar.
"Tidak benar aksi penjarahan warga ini dipersilahkan oleh pemerintah, memang apa negara ini," kata Thohir di Makorem 132 Tadulako, Palu, Minggu (30/9/2018).
Informasi yang beredar tersebut kata Kolonel Thohir bukan seperti demikian. Tapi apabila masyarakat membutuhkan logistik agar bisa dikoordinasikan dulu.
Lanuutnya, pengadaan logistik agar bisa didampingi oleh aparat TNI Polri, atau pihak Pemerintah dengan cara di data dan diinterfalisir apa kebutuhan warga.
"Jadi bukan untuk dijinkan melakukan penjarahan, saya ulangi tidak ada ijin dari pemerintah untuk melakukan penjarahan termaksud juga SPBU," tegas Thohir.
Thohir menambahkan, bagi keluarga korban gempa agar kiranya mintatalah pendampingam dari pihak Babinsa atau Bhabinkamtibmas di posko yang ada.
Salah satu warga Palu yang tidak mau disebutkan identitasnya mengaku, aksi penjarahan ini sudah berlangsung dari Sabtu (29/9/2018) malam, usai magrib.
"Sudah dari malam penjarahan warga, belum ada yang ditangkap. Kalau SPBU yang dijarah di jalan Ki Hajar Dewantara sama jalan M. Yamin," kata warga itu.
Aksi penjarahan SPBU dan toko-toko di Palu ini terjadi pasca gempa bumi dan tsunami yang menghantam kota Palu, hingga ratusan orang meninggal dunia.
Warga tidak hanya menyasar toko-toko dan SPBU, tapi warga yang diketahui masih terbilang muda menjarah mesin ATM dan Apotik di beberapa titik. (Darul Amri Lobubun )
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Bertahan Hidup, Warga Palu Ambil Makanan dan Minuman Supermarket