Dua Atlet Paralayang Sulut Jadi Korban Gempa Palu, Jenazah Gleen Ditemukan di Tangga Hotel
Dua atlet paralayang asal Sulawesi Utara yang hilang saat tsunami Palu dipastikan meninggal dunia.
Editor: Dewi Agustina
Timothy langsung menangis tersedu-sedu begitu mendapat kabar kematian adiknya Gleen lewat ponsel, Senin (1/10/2018) malam di kediaman keluarga Mononutu di Kelurahan Winangun.
Dari pekarangan, Timothy berlari ke dalam rumah. Ia langsung memeluk ibunya Grace Sela. Grace nampak terpukul. Namun ia mencoba tetap tegar.
"Papa so (ayah) bilang apapun yang terjadi torang (kita) musti bawa Glen kemari, dan inilah yang terjadi, apa yang Tuhan buat baik adanya," kata dia.
Usai menerima kabar buruk itu, keluarga pun berdoa. Doa dipimpin seseorang. Lagu "Tak Tersembunyi Kuasa Allah" berkumandang.
Grace dan anaknya menangis tersedu-sedu. Usai doa, keluarga lantas mempersiapkan ruangan untuk ibadah duka.
Pertama kali foto Petra diturunkan. Tangis kembali pecah.
"Aduh kasiang, pe gaga sekali do ngana Glen (aduh kasihan, tampan sekali kamu Glen)," seru beberapa anggota keluarga saat dilihat foto Glen tengah berparalayang.
Sesaat setelah terkonfirmasi kabar meninggalnya Petra Mandagi, keluarga langsung berkumpul di kediaman Petra di Desa Kalasey I, Senin malam.
Keluarga, tetangga, teman, sahabat, sanak saudara berkumpul dan langsung membangun tenda duka.
Baca: 200 Anggota Brimob Polda Sumsel Dikirim ke Palu Bantu Evakuasi Korban Gempa dan Tsunami
Suasana rumah duka ramai oleh para pelayat, meski jenazah korban masih berada di Palu.
Warga pun langsung melakukan ibadah penghiburan bagi keluarga. Baru tenda yang dipasang beserta tempat duduk, belum ada bangsal duka di dalam rumah.
Kesedihan tampak pada para pelayat. Ibunda Petra Mandagi tetap melayani para pelayat, meski terlihat lemah dan mata sembab.
7 Atlet Belum Ditemukan
Tujuh atlet paralayang yang belum ditemukan ini satu orang bernama Dong Jin asal Korea.
Sisanya adalah atlet Indonesia yakni Reza Kambey, Ardi Kurniawan, Fahmi Malang dan Franky Kowaas.