Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Korban KM Sinar Bangun Ini Tidak Pernah Terima Sumbangan dari Ratna Sarumpaet

Keluarga korban menilai Ratna tega dan sudah pelecehan kepada kami para keluarga Korban KM Sinar Bangun

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Keluarga Korban KM Sinar Bangun Ini Tidak Pernah Terima Sumbangan dari Ratna Sarumpaet
Tribun Medan/Tommy Simatupang
Keluarga korban KM Sinar Bangun saat mengikuti pertemuan dengan Basarnas dan Pemkab Simalungun di di Balai Harungguan Djabanten Damanik, Pemtangraya, Kanupaten Simalungun, Minggu (1/7/2018). TRIBUN MEDAN/TOMMY SIMATUPANG 

Kepala Desa Simanindo ini juga berharap, Kepolisian dapat memproses kasus tersebut dengan bijak.

Apalagi, keluarga korban masih dilanda duka berkepanjangan.

Diwawancarai pada saat kejadian, Robert menuturkan Anaknya Jaya Sidauruk pernah bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK).

Baca: Ini Kata Anies Baswedan Soal Biaya Ratna Sarumpaet Ke Chile

Namun, dua bulan sebelum kejadian Jaya tidak lagi bekerja sebagai ABK pada kapal penyeberangan Simanindo-Tigaras.

Entah mengapa,pada hari naas 18 Juni, putra sulungnya tersebut pergi ke kapal dan hari itu menjadi perpisahan terakhir bagi mereka setelah KM Sinar Bangun tenggelam.

Sebelum mengetahui anaknya sendiri yang menjadi korban, pasca kejadian dia malah masih ikut membantu membawa korban ke Puskesmas terdekat saat mengevakuasi korban dari Danau Toba.

Dirinya bahkan, tidak pernah menyangka ternya amaknya ikut korban di dalam kapal maut itu.

Berita Rekomendasi

Maria Sidauruk,keluarga korban lainnya kepada Tribun mengatakan hal serupa.

Selama ini dia tidak tau menahu soal rekening yang dibuka Ratna Sarumpaet untuk membantu Keluarga Korban KM Sinar Bangun.

Maria mengatakan hal serupa, pasca kejadian hingga saat ini tidak ada berhubungan dengan Ratna ataupun pihaknya perihal aksi yang dilakukan ratna membuka dompet peduli KM Sinar Bangun.

Menyikapi Ratna, selaku keluarga korban Maria tentu merasa keberatan dan menilai Ratna tidak sewajarnya melakukan hal itu.

Selebihnya, Maria mengaku menyerahkan itu kepada pihak kepolisian saja.

Maria sedikitnya kehilangan 12 orang keluarga dekatnya yang di antaranya adalah keponakannya.

Saat itu, kata Maria perempuan kelahiran 1996 ini kerabat keluarganya berkumpul di Sihusapi, Samosir untuk menjalankan prosesi pesta tugu pada adat istiadat Batak.

Para kerabat keluarga yang sudah lama merantau, termasuk yang sudah lahir di perantauan pun pulang ke tanah leluhur mereka di Samosir ketika itu.

Tentu, sebut Maria moment itu saat yang tepat melepas rindu antar keluarga. Tetapi, naas dan momen baik itu menjadi perpisahan terakhir bagi keluarga besar itu. (Jun/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas