4.400 Warga Sulteng Korban Gempa Kini Mengungsi di Sidrap
Sembilan hari pascagempa dan tsunam, sejumlah warga Sulteng terpaksa mengungsi karena kehilangan tempat tinggal dan sanak keluarganya.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan TribunSidrap.com, Amiruddin
TRIBUNNEWS.COM, TELLU LIMPOE - Gempa bumi disertai tsunami yang melanda Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), pada Jumat (28/9/2018) petang lalu, menyebabkan sejumlah bangunan rusak parah.
Bukan hanya itu, ribuan warga Sulteng juga ditemukan tewas, dan sebagian lagi masih dalam pencarian pemerintah bersama relawan.
Sembilan hari pascagempa dan tsunami tersebut, sejumlah warga Sulteng terpaksa mengungsi karena kehilangan tempat tinggal dan sanak keluarganya.
Salah satu daerah yang saat ini didatangi pengungsi Sulteng, yakni Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Baca: Pria dan Wanita Tewas Tergantung di Rumah Kontrakan, Warga Curiga Korban Pembunuhan
Sekretaris Daerah (Sekda) Sidrap, Sudirman Bungi mengatakan untuk sementara data pengungsi yang masuk ke Sidrap, sebanyak 4.400 pengungsi.
Pengungsi tersebut tersebar di sejumlah kecamatan di Sidrap, yakni 2.000 pengungsi di Kecamatan Panca Lautang, 1.000 pengungsi di Tellu Limpoe.
Sebanyak 700 pengungsi di Kecamatan Maritengngae, 200 pengungsi di Dua Pitue, 200 pengungsi di Pitu Riawa, 200 pengungsi di Watang Pulu, dan 100 pengungsi di Kulo.
Sementara pengungsi di Kecamatan Watang Sidenreng, Baranti, Panca Rijang, dan Pitu Riase, kata dia, hingga saat ini datanya belum masuk ke posko kabupaten.
"Sampai saat ini bantuan yang masuk ke posko kecamatan dan kabupaten terus didistribusikan kepada para pengungsi, melalui koordinasi camat dan kades maupun lurah," kata Sudirman Bungi, kepada TribunSidrap.com, Minggu (7/10/2018).
Baca: Ulang Tahun ke-49, Sutopo Purwo Nugroho Mohon Doa Agar Bisa Sembuh
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sidrap, Nurkanaah mengatakan pelajar korban gempa dan tsunami asal Sulteng dapat melanjutkan sekolahnya di Sidrap.
Hal tersebut disampaikan Nurkanaah, setelah korban gempa asal Sulteng saat ini diketahui mengungsi di sejumlah kecamatan di Sidrap.
"Pelajar korban gempa Sulteng dapat melanjutkan sekolahnya di Sidrap. Sekolah tidak boleh menolak, mulai tingkat SD, SMP, SMA dan SMK sederajat," katanya.
Untuk pelajar SMA dan SMK sederajat, juga telah ada penegasan dari Kadis Pendidikan Sulsel, Irman Yasin Limpo agar mereka dapat diterima bersekolah.
Nurkanaah menambahkan, khusus murid SD dan SMP korban gempa asal Sulteng, pihaknya bakal menyiapkan seragam sekolah gratis.
Sementara itu, anggota DPRD Sidrap, Umar Manong mengatakan gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu dan Donggala, tak boleh menjadi penghalang putra putri Sulteng melanjutkan sekolahnya.
"Mereka harus tetap sekolah, meski berada di pengungsian. Anak-anak tersebut silakan datang ke sekolah yang ada di Sidrap, untuk bersekolah," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-timur.com dengan judul Sembilan Hari Pascagempa, 4.400 Warga Sulteng Ngungsi di Sidrap