Hoax dan Hate Speech Khianati Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
Seluruh elemen bangsa wajib dan diingatkan untuk terus bisa merawat kebhinnekaan yang dimiliki Indonesia
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Kebhinnekaan dalam prakteknya di Yogyakarta mewujud dalam beragam hal yang penting untuk terus dirawat.
Salah satunya bagaimana menanamkan keberagaman dalam setiap laku perikehidupan baik dalam sikap maupun tindakan nyata di keseharian.
Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto menegaskan hal ini saat Sinau Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta, Senin, 8/10/2018.
"Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar dan pendidikan. Ini tantangan tersendiri. Kita bersama pemda terus bekerja keras bersama masyarakat wujudkan kerukunan dan kenyamanan sebagai perwujudkan bhinneka tunggal ika. Kita terus berbenah agar selalu menjadi tuan rumah yang baik dan ramah bagi pelajar, mahasiswa dan wisatawan yang datang di jogja," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY Fraksi PDI Perjuangan dapil Kota Yogyakarta.
Di dalam dialog yang dihadiri oleh pengurus LPMK, Ketua RW juga tokoh masyarakat dan perwakilan pelajar ini menghadirkan juga Agung Supriyono Kepala Kesbangpol DIY, Dr Surono dari Pusat Studi Pancasila UGM Yogyakarta dan Mayor Andriyanto, Danramil Gondomanan.
Baca: 13 Ribu Pelajar di Pringsewu Pecahkan Rekor Menulis Teks Pancasila Menggunakan Aksara Lampung
Saat memberikan paparan dilakukan juga dialog bersama siswa SMK Indonesia untuk memahami apa itu bhinneka tunggal ika dalam alam pikir pelajar.
"Kita ingatkan bagaimana bhinneka tunggal ika dipahami, ada beragam suku, bahasa, adat istiadat. Ini patut disyukuri, " kata Eko Suwanto, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DIY ini.
Ke depan, ada banyak tantangan yang mengancam dasar ideologi Pancasila, yang sejatinya bisa menjadi akar sejarah jati diri bangsa.
"Pancasila dan bhinneka tunggal ika harus kita dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pengambilan kebijakan pembangunan dan APBD" kata Eko Suwanto, alumni Pemantapan Nilai Kebangsaan Lemhannas.
Secara khusus, dalam menyambut pelaksanaan Pemilu 2019 pada 17 April mendatang, Eko Suwanto mengingatkan meski berbeda pilihan diharapkan tetap bersatu dalam bingkai kebangsaan.
"Jelang Pemilu 2019, belum lama ini masyarakat dihebohkan praktek hoax Ratna Sarumpaet dan berbagai pernyataan yang sesat dari beberapa elit politik. Hoax dan berita sesat itu mengancam bhinneka tunggal ika dan persatuan bangsa, mengoyak kerukunan dan kedamaian masyarakat," kata Eko Suwanto.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.