Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siswa Sayat Tangan Ternyata Bukan Karena Minuman Torpedo, Ini Pengakuan Mereka

Dinas Kesehatan Lampung Tengah memastikan kandungan dalam minuman kemasan merek Torpedo tidak mengandung zat benzodiazepine.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Siswa Sayat Tangan Ternyata Bukan Karena Minuman Torpedo, Ini Pengakuan Mereka
Istimewa
Ilustrasi 55 siswa SMP di Pekanbaru sayat tangan ternyata perempuan. 

Penyebab 33 siswi dan 8 siswa SMPN 1 Gunung Sugih melakukan sayat tangan, masih simpang siur sampai saat ini.

Kepolisian menduga karena meniru aksi sayat tangan 55 siswi SMP Pekanbaru, Riau, yang dilatari tontonan video yang beredar di media sosial.

Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lampung Tengah memastikan akan mengawal kasus sayat tangan massal di lingkungan sekolah ini.

LPA menurunkan empat psikolog untuk penanganan psikologi para siswa.

Ketua LPA Lamteng, Eko Yuono, mengaku sampai saat ini masih belum tahu alasan utama siswa SMP melakukan sayat tangan massal menggunakan benda tajam.

Para siswa tak mau bicara saat ditanya alasannya.

"Sudah kami tanyai para siswa itu, apa alasan mereka (sayat tangan). Tapi semuanya masih bungkam," kata Eko Yuono, Jumat (5/10).

Berita Rekomendasi

"Kita akan mendatangkan empat orang psikolog, untuk beri penanganan psikologi mereka. Karena ini anak-anak, tidak bisa mereka dipaksa, jadi harus dari hati ke hati," imbuhnya.

Tak hanya itu, LPA juga dengan semua lembaga terkait akan memberikan assessment kepada siswa, termasuk mencari tahu langsung kepada para orangtua wali murid.

Hasil assessment diupayakan rampung dalam satu pekan mendatang.

"Assessment keseluruhan, baik orangtua, siswa, sekolah. Sejauh ini tidak ada masalah dari para siswa, tidak ada sikap yang berubah dari mereka. Semuanya berjalan seperti biasa. Dalam satu pekan ini kita usahakan dapat alasan sebenarnya dari para siswa alasan mereka menyayat tangan," ujar Eko.

Menurut dia, ada dua indikasi alasan para siswa melakukan sayat tangan. Pertama, dugaan meminum minuman ringan yang dijual di kantin sekolah.


Dugaan kedua adalah meniru aksi serupa yang dilakukan siswa SMP Pekanbaru.

Kepala SMPN 1 Gunung Sugih, Suharno, mengatakan, para siswa yang melakukan sayat tangan saat ini dalam kondisi sehat. Mereka juga sudah kembali beraktivitas normal.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas