Nini Mencari Muridnya di Antara Reruntuhan Bangunan Akibat Gempa
Nini Windarini seorang guru Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah tampak lelah saat ditemui di pengungsian.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
"Sudah tidak berbentuk lagi sekarang. Kalau harus masuk sekolah, saya harap ada bantuan tenda yang bisa diberikan untuk sementara," tukasnya.
"Apalagi, dalam waktu dekat ini guru-guru harus ada simposium nasional dan anak murid ada ujian," lanjut wanita berumur 44 tahun tersebut.
Kasi Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Kabupaten Sigi, Yahya menjelaskan tidak hanya sekolah negeri yang banyak rusak.
Sebanyak 60 bangunan Madrasah di Kabupaten Sigi juga sudah tidak dapat lagi digunakan. Kata dia, tidak memungkinkan hari ini harus masuk ke sekolah bagi anak-anak. Masih banyak kendala yang harus dilalui mereka jika tetap bersekolah.
"Tidak bisa. Harus ada tenda sementara dulu kalau mau sekolah. Hampir sebagian besar bangunan sekolah dan madrasah tidak layak untuk menjalani aktivitas pendidikan," jelas pria yang bertanggung jawab atas kegiatan belajar Madrasah di Kabupaten Sigi itu.
Relokasi Sekolah
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad berencana akan melakukan relokasi sekolah di daerah terdampak gempa dan tsunami. Hal itu dilakukan sebagai salah satu solusi dari kerusakan bangunan yang dinilai lebih parah dari gempa Lombok.
"Persoalan yang terjadi di Sulawesi Tengah pasti agak lama dibandingkan Lombok, karena kerusakannya juga lebih parah dibandingkan Lombok," jelasnya kepada wartawan.
Pihaknya akan terus berupaya agar nantinya ada kebijakan khusus, sama seperti yang dilakukan ketika terjadi gempa dan tsunami di Aceh pada 2004.
Satu diantaranya adalah, tidak wajib mengikuti jadwal Ujian Nasional secara serentak dengan sekolah di Indonesia lainnya. Mereka akan lakukan ujian, ketika sudah siap.
Dalam waktu dekat ini, pihaknya aka membangun sekolah darurat dalam rangka mempercepat normalisasi proses belajar agar segera berjalan, juga merekrut sarjana pendidikan yang baru lulus.
"Masih berproses saat ini. Seperti yang disampaikan Pak Menteri baru perkiraan sekitar 2.300 sekian sekolah yang rusak. Tapi kami sedang melakukan pendataan." katanya.(ryo)