Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Abu Jenazah Dewa Yoga Diarak di Sungai Jalani Prosesi Pengabenan

Abu jenazah korban bencana gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah, Dewa Gede Yoga Nata Kusuma, diaben di Setra Banjar Adat Tegal Ambengan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Abu Jenazah Dewa Yoga Diarak di Sungai Jalani Prosesi Pengabenan
Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Sejumlah warga mengusung abu jenazah Dewa Yoga melewati sungai menuju Setra Banjar Adat Tegal Ambengan, Dusun Sakeh, Desa Sudimara, Tabanan, Rabu (10/10/2018). TRIBUN BALI/MADE PRASETYA ARYAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, TABANAN - Abu jenazah korban bencana gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah, Dewa Gede Yoga Nata Kusuma, diaben di Setra Banjar Adat Tegal Ambengan, Dusun Sakeh, Desa Sudimara, Tabanan, Rabu (10/10/2018).

Prosesi pengabenan ini pun berjalan unik.

Alunan gamelan baleganjur mengiringi perjalanan abu jenazah Dewa Gede Yoga dari rumah duka menuju Setra Banjar Adat Tegal Ambengan, yang berjarak sekitar 300 meter.

Seluruh keluarga, kerabat, dan teman kerja juga turut mengiringi untuk mengantar mendiang untuk menjalani proses pengabenan, setelah sebelumnya dikremasi di Palu.

Sejumlah rangkaian upacara dilaksanakan sebelum menuju setra, seperti ngeringkes yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi lainnya yang dipuput oleh Ida Bagawan Putra Taman Sekar dari Griya Jelijih, Megati.

Abu jenazah kemudian dinaikkan ke bade.

Baca: Paspor Jepang Paling Kuat di Dunia, Bisa Menembus 190 Negara Tanpa Visa

Perjalanan ke setra menyajikan keunikan tersendiri.

BERITA REKOMENDASI

Abu jenazah Dewa Yoga yang di atas bade diarak melewati sungai.

Hal ini karena Banjar Adat Tegal Ambengan memiliki sebuah tradisi menjalani prosesi pengabenan melewati aliran sungai karena letak setra berada di seberang sungai.

Bade awalnya menuruni tangga untuk menuju ke aliran sungai.

Baca: Batal ke KPK Amien Rais Puji Sikap Penyidik Polda Metro Jaya, 30 Pertanyaan Disela Makan Gudeg

Setelah berhasil, sejumlah warga yang mengusung bade tersebut melanjutkan perjalanan menyusuri aliran sungai untuk menuju setra.

Dalam perjalanan menuju setra, warga para pengusung Bade tersebut sangat terlihat gembira.


Pasalnya, ketika baru sampai di aliran sungai, warga mencipratkan air ke arah warga lainnya hingga ke arah abu jenazah sembari berteriak sebagai wujud untuk pemberian semangat.

Seorang warga yang ikut mengusung bade, Nyoman Sukanaya, menuturkan prosesi ngaben dengan melewati sungai ini merupakan tradisi yang sudah dilakukan secara turun temurun.

Baca: Hendak Mengantar Makanan, Basuki Kaget Tubuh Ayahnya Sudah Membusuk

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas