Abu Jenazah Dewa Yoga Diarak di Sungai Jalani Prosesi Pengabenan
Abu jenazah korban bencana gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah, Dewa Gede Yoga Nata Kusuma, diaben di Setra Banjar Adat Tegal Ambengan.
Editor: Dewi Agustina
Selain tradisi, letak setra yang berada di seberang sungai membuat warga harus melintasi sungai terlebih dahulu setiap kali menyelenggarakan pengabenan ataupun melakukan aktivitas apapun di setra.
"Kami menyebutnya ini tradisi karena sudah berlangsung sejak zaman dulu dan turun temurun. Selain itu juga lokasi setra yang memang ada di seberang sungai. Kami melakukan pengabenan harus melewati sungai dulu untuk bisa sampai di setra," tutur Sukanaya usai ikut mengusung bade.
Ketika warga pengusung bade sedang berada di sungai, warga lainnya akan memberikan support dengan menyiprat-nyipratkan air sungai ke arah warga maupun bade tersebut.
Selain itu, tetabuhan baleganjur juga menambah semangat warga.
"Memang prosesinya ini sangat seru. Apalagi kami warga yang mengusung bade itu sangat semangat, sehingga warga lainnya yang tidak ikut mengusung bade juga ikut menyemangati," imbuhnya.
Setelah berhasil melintasi aliran sungai, bade kemudian kembali melintasi jalanan yang cukup menanjak untuk sampai setra.
Untungnya, dengan bantuan tali yang ditarik warga lainnya bade berhasil sampai di setra untuk melanjutkan proses berikutnya.
Baca: Anggota Yakuza Jepang Mulai Memasuki Pasar Tenaga Kerja Konstruksi
Setelah proses pembakaran selesai, abu selanjutnya dilarung menuju Pantai Yeh Gangga.
"Nggih, prosesi sudah berjalan lancar dan aman. Kami ucapkan terima kasih semua pihak yang telah membantu prosesi dari awal hingga akhir ini," ujar mertua Dewa Yoga, Gusti Putu Weda.
Gusti Weda melanjutkan, prosesi upacara ini termasuk ngaben ngelanus.
Artinya, proses ngaben yang dilaksanakan hingga tuntas atau hingga ngelinggihan (menempatkan) di pelinggih rong tiga.
Baca: Persaingan Papan Atas Klasemen Liga 1 Semakin Panas, PSM Makassar Tempel Ketat Persib Bandung
Prosesi pengabenan ini juga dihadiri istri almarhum, Gusti Ayu Gede Dina Karamani.
Ia pun tampak lebih tegar, berbeda dengan saat abu jenazah suaminya baru tiba di rumah duka pada Senin (8/10/2018).
"Saat ini kondisi anak saya (istri Dewa Yoga) sudah mulai membaik. Artinya dia sudah mengikhlaskan kepergian suaminya," tutur Gusti Weda.
Selain meninggalkan seorang istri, Dewa Yoga yang meninggal akibat tertimbun reruntuhan di Hotel Roa-Roa, Palu, juga meninggalkan tiga orang anak yang masih kecil-kecil.
Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul Abu Jenazah Dewa Yoga Diarak di Sungai, Pengabenan Korban Gempa Palu