Warga Menyulap Lumpur Lapindo Jadi Jam Tangan Unik di Pamerkan di Jatim Fair 2018
Pameran Jatim Fair kembali digelar di Grand City Surabaya selama enam hari mulai dari 9 Oktober 2018 hingga 14 Oktober 2018.
Editor: Sugiyarto
Laporan wartawan (magang)TribunJatim.com, Felicia Sugianto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pameran Jatim Fair kembali digelar di Grand City Surabaya selama enam hari mulai dari 9 Oktober 2018 hingga 14 Oktober 2018.
Terdapat 100 booth berisi berbagai macam produk usaha bisnis yang ditawarkan.
Pada booth paling ujung, terdapat booth yang tidak biasa, menggunakan dekorasi seadanya, dengan dinding masih putih dan alas kertas biasa.
Di atas meja tersebut terdapat lima buah jam tangan bundar dengan ukiran Luido, dekorasi vas kuning, lima coaster gelas, sebuah jam weker digital hitam, dan tempat pulpen warna pink.
Founder jam tangan Luido, Dzul, mengatakan bahwa jam tangan yang diproduksinya berasal dari lumpur Lapindo.
"Kami mengolahnya menjadi jam karena kami rasa pemanfaatan lumpur Lapindo belum maksimal," kata Dzul di Exhibition & Convention Grand City, beberapa waktu lalu.
Dzul menjelaskan bahwa pengolahan jam tangan yang terbuat dari lumpur lapindo ini berasal dari tugas akhir perkuliahannya pada 2016 lalu.
"Pendanaannya dulu dari program tahunan DIKTI yaitu Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) 2017, baru setelah 2017 saya melanjutkan kembali bisnisnya," ucapnya.
Dzul juga berbagi caranya mengolah lumpur Lapindo menjadi jam tangan yang memakan waktu proses satu minggu untuk tiap biji jam.
Ia mengambil lumpur 100-200 meter dari lokasi semburan menggunakan sack (karung), sebuah karung bisa digunakan untuk membuat 100 buah jam tangan,
Lumpur dikeringkan dulu lalu dibakar hingga saat memegang akan terasa seperti gerabah, kemudian melembutkan material lumpur lapindo dengan mencampurkannya dengan berbagai campuran bahan dan warna.
"Cetakan jam saya buat sendiri, semuanya buat sendiri," tuturnya.
Ia juga menerima pesanan secara online lewat instagram Luido.co. Pembeli utama produknya merupakan perempuan.
"Saat ini kami hanya berjualan online semua lewat instagram dan e-commerce. Kami mematok harga mulai dari Rp 525.000 karena tali jam terbuat dari kulit asli sapi juga," ucapnya.
Dzul juga menerangkan ia telah memiliki hak merk akan produk buatannya.
"Kami sudah memproses hak merk ini akhir 2017 kemarin," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.