Pasien Kaki Gajah di Tulungagung Ada yang Terserang di Payudara, Begini Kondisinya Kini
Ada delapan pasien kaki gajah di Kabupaten Tulungagung, sudah dalam kondisi kronis.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Ada delapan pasien kaki gajah di Kabupaten Tulungagung, sudah dalam kondisi kronis.
Mereka sudah mengalami kondisi cacat permanen karena sudah menderita penyakit ini bertahun-tahun.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, Didik Eka, asal mula penyakit mereka sudah tidak terlacak lagi.
"Mereka adalah pasien yang sudah lama ditemukan dan memang terlambat diobati. Saat ditemukan dulu kondisinya sudah parah," terang Didik, Senin (15/10/2018).
Enam orang penderita ditemukan di wilayah Kecamatan Sumbergempol, dan dua pasien ditemukan di Kecamatan Rejotangan.
Tiga penderita asal Sumbergempol berjenis kelamin perempuan, lima lainnya adalah laki-laki.
Kondisi fisik mereka sangat memprihatinkan, karena ada yang diserang di bagian payudara dan di bagian skrotum.
"Skrotum ini lapisan yang membungkus buah zakar. Bagian itu diserang sehingga jadi sangat besar," ungkap Didik.
Pasien yang diserang skrotumnya jadi sulit berjalan, dan sakit di bagian selangkangannya.
Kondisi tak jauh menyedihkan adalah penderita yang diserang di bagian payudara.
Sebab ukurannya jauh melebihi ukuran normal. Bahkan menurut Didik hingga sebesar bola basket.
"Jadi memang sangat menderita, karena ada beban berat di bagian dadanya," tambah Didik.
Penyakit kaki gajah disebabkan cacing filaria. Cacing ini disebarkan nyamuk.
Cacing ini kemudian berkembang biak di dalam jaringan tubuh, dan penyebabkan penumpukan cairan.
Cairan inilah yang membuat bagian tubuh yang diserang menjadi membesar.
Karena itu sangat penting penderita kaki gajah ditemukan lebih awal agar bisa diobati.
"Kalau sejak awal diobati tidak akan sampai menyebabkan cacat fisik. Itu pentingnya pasien ditemukan sebelum kondisi parah," tegas Didik.
Dari delapan penderita yang ada saat ini, Didik memastikan sudah diobati semua.
Cacing filaria di dalam tubuh mereka sudah mati dan tidak ada lagi cacing yang masih eksis.
Dengan demikian mereka tidak lagi bisa menularkan cacing parasit ini ke manusia di sekitarnya.
Lebih jauh Didik mengungkapkan, Tulungagung tidak termasuk wilayah endemi kaki gajah.
Tidak ada pasien baru yang ditemukan di luar delapan penderita itu.
Karena itu selama Bulan Bakti Eliminasi Kaki Gajah, Dinkes tidak ada kegiatan.