Bu Risma Perbanyak Tanaman Mangrove di Pamurbaya, ini Tujuannya
Pasca bencana tsunami di Palu, Donggala dan Sigi, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan bahwa pihaknya sudah melakukan sejumlah antisipasi
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pasca bencana tsunami di Palu, Donggala dan Sigi, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan bahwa pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah untuk antisipasi bencana tsunami di Kota Pahlawan.
Ia mengatakan, yang rawan terhadap tsunami adalah wilayah Surabaya Timur. Lantaran wilayah tersebut berhadapan langsung dengan laut lepas.
Sedangkan sebelah utara Surabaya, dikatakan Risma, cukup tertolong adanya Pulau Madura.
Oleh sebab itu ia mengatakan bahwa sejak 2010 lalu ia melakukan sejumlah langkah penggalakan penanaman mangrove untuk upaya menangkal tsunami.
"Bukan hanya tsunami, tapi abrasi dan gelombang tinggi yang sangat mungkin menyerang daratan kita. Makanya sejak saya awal masuk jadi wali kota saya galakkan betul untuk menanam mangrove," kata Risma, Selasa (16/10/2018).
Sebab daerah Surabaya itu dianggap sebagai wet land atau rawa-rawa. Sehingga jika tidak diamankan maka jika ada bencana dari laut wilayah tersebut diprediksi semakin parah kondisinya.
Risma menyebut kawasan pantai timur Surabaya (Pamurbaya) kini ditamani mangrobe seluas 2.800 hektar. Luasan ini dikatakan Risma masih akan terus ditambah.
Sesuai teori keilmuan, dikatakan Risma, jarak aman memberikan mangrove minimal adalah 500 meter sebelum wilayah pemukiman.
Namun di Surabaya jarak wilayah mangrove sudah mencapai 1 kilometer lebih. Bahkan ditarget akan ditambah menjadi dua kilometer jaraknya dari pinggir permukaan laut.
"Kalau yang di laut dia akan bisa terbentuk tunas baru. Kalau yang butuh diperbanyak itu yang ke daratannya, ini terus kita tambah," imbuh Risma.
Menurut Risma tanaman bakau ini tahan menopang gelombang tinggi. Bahkan kedalaman akarnya ke dalam tanah mencapai seratus meter.
Sehingga dinilai sangat efektif untuk bisa mengatasi potensi bencana tsunami.