Yuliasi Merangkak dengan Sisa Tenaganya Selamatkan Sang Anak dari Reruntuhan Akibat Gempa
Yuliasi menemukan Echa berada di kamar mandi tanpa satupun pakaian melekat di tubuhnya.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Meisalwa Claudia (7), biasa dipanggil Echa, salah seorang anak yang selamat dari reruntuhan bangunan karena gempa dahsyat menerjang Sulawesi Tengah beberapa waktu silam.
Echa tinggal bersama ibu dan tiga orang kakaknya di Kota Palu.
Sebelum gempa terjadi, ibu dan kakak Echa berada di tempat kerja, sedangkan Echa hanya dijaga oleh tetangganya yang digaji per bulan oleh sang ibu untuk menjaganya ketika ibu dan kakaknya berada di tempat kerja.
Detik-detik sebelum gempa terjadi, ibu Echa sudah berada di rumah.
Ketika salah satu kakinya melangkah memasuki rumah, terjadilah gempa yang sangat dahsyat itu.
"Saya bergegas mencari anak saya setelah terombang-ambing, dan akhirnya jatuh dan kepala saya terbentur sebanyak dua kali di tembok. Karena sudah tidak sanggup berdiri akhirnya dalam keadaan merangkak saya mencari anak saya," cerita Yuliasi, ibu dari Echa, kepada Relawan Wahdah Peduli, Rustam Hafid.
Yuliasi menemukan Echa berada di kamar mandi tanpa satupun pakaian melekat di tubuhnya.
Baca: Sepekan KPK Tangkap Sindoro Bersaudara, Sempat Jadi Buronan hingga Skandal Suap Proyek Meikarta
Dengan keterbatasan kemampuan dengan sakit yang ia rasa, Yuliasi hanya dapat menggapai rambut Echa dan menariknya untuk menyelamatkan Echa dari bangunan yang sudah mulai runtuh.
"Alhamdulillah akhirnya dalam keadaan merangkak saya berhasil menarik rambut anak saya dan merangkulnya dalam keadaan merangkak dan berusaha ke luar dari rumah," tuturnya.
Namun menurut Yuliasi pintu rumah terkunci dengan sendirinya.
Akhirnya dengan sisa tenaga yang terisa, ia berusaha membuka pintu.
Namun ketika ia berusaha membuka pintu, Echa sudah ditindih barang-barang yang berada di sekitarnya.
"Kakinya ditindih tempat piring, setelah sekian lama berusaha membuka pintu, akhirnya pintunya pun terbuka dan kami berusaha untuk keluar dari rumah," ujarnya.
Setelah gempa terjadi selama dua hari dua malam, Yuliasi beserta anak-anaknya hanya berada di atas pasir tanpa beralaskan apapun dan tanpa bantuan apapun.