Bermodal Rp 50 Ribu, Bang Zay Sukses Menjadi Pengusaha Keripik Pisang dan Abon Ikan Lele
Zainal Efendi atau yang akrab disapa Bang Zay merupakan pengusaha keripik pisang dan abon ikan lele asal Klayatan, Sukun, Kota Malang.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Zainal Efendi atau yang akrab disapa Bang Zay merupakan pengusaha keripik pisang dan abon ikan lele asal Klayatan, Sukun, Kota Malang.
Semenjak di-PHK oleh salah satu perusahaan makanan ternama di Indonesia, pria yang mempunyai tiga anak tersebut mengalami kesulitan finansial.
Kehidupan ekonominya memburuk seiring dengan bertambahnya waktu.
Belum lagi terlilit utang yang semakin menumpuk, sehingga ia memutuskan untuk mencari pekerjaan lain demi menafkahi keluarganya.
Mulai dari kerja dipercetakan, hingga sampai jualan dawet keliling dengan penghasilan Rp 50 ribu per hari.
Pada 2014, saat pemilihan umum, Bang Zay memilih menjadi tim sukses pasangan calon.
ia mendapatkan upah Rp 150 ribu.
Di saat yang sama, istri Bang Zay, Masitha ingin menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri guna menghidupi anggota keluarganya dan anak-anaknya.
Bang Zay pun membagi dana hasil tim sukses tersebut untuk mengurus dokumen pemberangkatan istrinya ke Hongkong sebesar Rp 100 ribu.
Sisanya Rp 50 ribu digunakan Bang Zay untuk mencoba bisnis baru dengan membuat makanan olahan.
Dari situlah usaha Bang Zay dimulai.
Setalah ditinggal istrinya ke luar negeri, Bang Zay mulai berinisiatif membuat produk olahan Abon dari Ikan Lele.
Ide tersebut diperoleh ketika sedang mengikuti pelatihan dari Dinas Pertanian Kota Malang.
Dari sanalah, ia mencoba menjual Abon Ikan lele tersebut untuk dipasarkan di pasar-pasar tradisional Kota Malang.
"Pertama Abon Lele ini saya berikan ke tetangga saya. Mereka banyak yang bilang enak, kemudian saya punya inisiatif untuk memulai produksi Abon Lele ini," terangnya saat diwawancarai SURYA.co.id, Selasa (23/10/2018).
Setelah berhasil dengan percobaan pertamanya, Bang Zay kemudian berinovasi dengan mulai memanfaatkan buah pisang yang banyak tumbuh di daerah rumah ibunya di Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang.
Ia membuat buah pisang menjadi olahan pisang menjadi keripik. Keripik ini juga mendapat respon bagus dari masyarakat.
Hingga akhirnya, banyak permintaan pemesanan keripik pisang buatan Bang Zay.
Produksi keripik Bang Zay tersebut, kini dijual hingga ke luar Kota Malang.
Naman Bang Zay sendiri merupakan pemberian nama dari Dahlan Iskan saat ia di sebuah pameran beberapa tahun lalu.
Kini, nama itu menjadi merek produk Bang Zay.
“Kata Pak Dahlan, nama itu unik. Sederhana dan mudah diingat. Karena merasa cocok, ya saya pakai nama itu sebagai label produk-produk saya. Sampai sekarang,” ujar Bang Zay.
Walaupun begitu, Bang Zay mengaku dirinya sempat kesulitan mencari bahan baku ketika pesanan semakin banyak.
"Saya kesulitan mencari gedhang kluthuk, hingga akhirnya saya harus mencari gedhang kluthuk di desa-desa wilayah Kabupaten Malang," ungkapnya.
Pada 2017, istrinya Masitha pulang ke Malang setelah tiga tahun di Hongkong.
"Di tahun 2017, saya memutuskan untuk pulang ke sini, karena ini keinginan dari suamiku juga dan aku ingin membantu suami di rumah walaupun masih ada kontrak kerja saya masih kurang setahun," ucapnya ketika ditemui di kediamannya di Klayatan Kota Malang.
Hingga kini, produk keripik pisang Bang Zay semakin populer di pasaran.
Bahkan keripik pisang buatan Bang Zay bisa dijumpai di Indomaret dengan naman "Paradis Crunch".
Menurut Masitha, awalnya suaminya ditawari oleh beberapa temannya untuk memasarkan produknya di Indomaret.
Akhirnya tanpa pikir panjangan, Bang Zay bersedia dan menyanggupi keinginan temannya tersebut.
Tak berselang lama, keripik pisang Bang Zay semakin banyak diminati oleh masyarakat terbukti dengan keripik Pisang buatannya selalu habis di Indomaret.
"Sebenarnya saya pesimis mas, karena banyak produk lain di indomaret, tapi untung saja keripikku laku dan jadi rutin memasok ke Indomaret," ucap Masitha.
Kini, pemasaran keripik pisang Bang Zay mencapai kota-kota besar di Pulau Jawa, Bali hingga Kalimantan.
Bahkan, Kini Bang Zay telah menjajaki pasar luar negeri terutama di Negeri Jiran Malaysia.
Menurut ibu Masitha, pada bulan September lalu telah mengirim 20 kardus keripik pisang dengan pengiriman masing-masing per dua kuintal ke Malaysia.
Ibu Masitha mengatakan jika produknya hingga mencapai pasar Malaysia berkat dari teman bang Zay yang bernama Pak Eko yang memberikan rekomendasi.
"Pak Eko yang mengajak Bang Zay untuk memasarkan keripik Pisang ke Malaysia," ujarnya.
"Kata Pak Eko, ada buyer dari Malaysia dan ingin membeli olahan makanan dari Indonesia yang unik. Kemudian Pak Eko menghubungi suami saya," ucap ibu tiga anak ini.
Kini usaha Keripik Pisang Bang Zay di produksi di daerah Gunung Kawi Kabupaten Malang. Sedangkan untuk Abon Lelenya di produksi oleh ibu Masitha di rumahnya sendiri.
Ibu Masitha dan Bang Zay kini terus menyempurnakan produknya dengan beberapa kali berganti kemasan yang di desain oleh saudaranya sendiri.
Ia berharap juga nanti produknya bisa merambah pasar di seluruh Indonesia.
"Intinya kerja keras, dan selalu berdoa kepada Allah SWT," tambahnya.
Harga keripik Pisang di banderol seharga Rp 15 ribu rupiah per 75 kg.
Sedangkan untuk Abon lele dijual seharga Rp 17 ribu rupiah per 55 kg.