Kisah Perjuangan Eman Sulaeman Jadi Kiper Terbaik Dunia dengan Satu Kaki
Semangatnya terus membara. Geraknya lincah, larinya kencang tendangannya pun dahsyat. Dia tangkap serangan bola dari lawan dengan sangat piawai.
Editor: Sugiyarto
Keduanya menyadari bahwa tidak akan pernah bisa membiayai Eman, apalagi untuk ke luar negeri yang membutuhkan biaya tidak sedikit. Eman bersama timnas lolos di dua grup.
Pertandingan pertama setelah melawan Meksiko, India, Argentina, Kamboja dan Burkina Faso, mereka lolos dengan posisi runner-up.
Sementara pada pertandingan kedua melawan Portugal, Skotlandia, Denmark, Rumania, dan Costa Rika.
Langkah timnas terjegal saat melawan Meksiko di perempat final. Indonesia menduduki peringkat pemenang ketujuh setelah melawan Hungaria dan Eman ditetapkan sebagai kiper terbaik dalam ajang tersebut.
Yang membuat Eman terharu adalah ketika keluarganya mengabarkan bahwa bapak dan ibunya menangis bangga saat melihat Eman dianugerahi penghargaan sebagai Kiper Terbaik dari ponsel temannya.
“Kan enggak ada di TV, jadi pakai HP teman. Setelah nonton, ibu bilang, 'Saya enggak nyangka, Eman sampe ke sana (luar negeri)',” ungkapnya.
Eman adalah satu-satunya pemain bola difabel di kejuaraan Piala Dunia Tunawisma 2016. Eman tak pernah menyangka dia akan meraih penghargaan itu.
Apalagi setiba di Indonesia, dia juga menerima penghargaan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Olahraga Imam Nahrowi pada Haornas di Stadion Delta Sidoarjo, Surabaya, pada 2016 silam.
Semua capaian itu tidak didapatnya dengan mudah. Sejak lahir, Eman hanya dikaruniai satu kaki yang sempurna. Kaki kirinya hanya mencapai lulut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Eman Sulaeman Jadi Kiper Terbaik Dunia Meski Hanya Punya Satu Kaki (1)"
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.