Mekeng Ingin Menjadikan Maumere Kota Jazz Internasional
Penggagas Maumere Jazz Fiesta Flores (MJFF) Melchias Markus Mekeng mengaku mendapat inspirasi dari Montreux dan Rotterdam.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penggagas Maumere Jazz Fiesta Flores (MJFF) Melchias Markus Mekeng mengaku mendapat inspirasi dari kota Montreux dan Rotterdam.
Kedua kota itu terletak di Eropa.
Montreux adalah sebuah kota kecil di Swiss. Sementara kota Rotterdam terletak di provinsi Holland Selatan, Belanda
Mekeng ingin menjadikan kota Maumere sebagai kota jazz dunia seperti Montreux dan Rotterdam.
"Kalau mereka berhasil, kenapa kita tidak. Maumere punya alam yang indah, lingkungan yang bersih, budaya yang masih orisinal. Montreux aja bisa dikenal seluruh dunia, padahal kota kecil di pegunungan. Maumere juga bisa seperti itu. Alam Maumere tidak kalah dengan Montreux dan Rotterdam," kata Mekeng di sela-sela konser MJFF di Grass Track Wairita, Maumere, Minggu (28/10/2018) malam.
Konser Maumere Jazz telah dilakukan dalam tiga tahun berturut-turut. Puluhan ribu penonton menyaksikan konser tersebut.
Konser dilakukan di sebuah bukit berlatar sunset, laut, dan hamparan pulau yang mengelilingi kota Maumere.
Mekeng, yang saat ini menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar (PG) ini, menjelaskan kunci agar Maumere bisa seperti Montreux dan Rotterdam adalah menggelar MJFF secara rutin.
MJFF tidak boleh muncul-hilang karena akan kehilangan moment untuk dikenang sebagai kota Jazz.
Dia sendiri sudah memulai MJFF sejak tiga tahun lalu. Sejumlah musisi nasional didatangkannya tiap tahun. Dia bermimpi suatu waktu nanti, musisi luar negeri juga bisa terlibat dalam MJFF.
"Ini tidak bisa kerja sendiri. Semua pihak harus terlibat, mulai Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sikka, Pemprov hingga Pemerintah Pusat. Pihak swasta juga terlibat. Apa yang saya lakukan ini haya pemicu aja," ujar Mekeng.
Dalam pengamatannya, masih banyak hal yang masih harus dilakukan agar kota Maumere berproses bisa seperti Montreux dan Rotterdam. Persoalan utama adalah penerbangan yang masih sulit dan mahal.
Hingga saat ini, belum ada penerangan langsung dari Jakarta ke Maumere. Semua masih transit di Bali maupun Kupang.
"Tiket juga masih sangat mahal. Pulang-pergi Jakarta-Maumere, misalnya, harus keluarkan uang Rp 4-5 juta. Itu baru sendiri. Gimana kalau bawa keluarga, sudah pasti sangat mahal. Ini yang harus diatasi oleh segenap pihak terkait," tutur Mekeng yang merupakan putra asli kota Maumere ini.
Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah pembangunan infrastruktur jalan, hotel dan restoran. Wisatawan tidak akan datang ke Maumere jika jalan-jalan menuju tempat wisata rusak dan hotel tidak tersedia. Transportasi juga mahal dan sulit dicari.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.